Cerita Seks Ku urut Kedua Dada Tante ku

Cerita Seks Ku urut Kedua Dada Tante ku

Cerita Sexsex Puas - Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 175 cm dengan ukuran dada 35B, berumur kira-kira 28 tahun.

Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjaPutan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.


Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.

“Tante, Putra mau ambil rokok, nanti Putra bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH.

“Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu.

“Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Putra ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

“Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya.

Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku.

“Putra! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

“Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Putra… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.

Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.


Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, Putracok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang.

Untuk Putetahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sePutit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sePutit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat.

“Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sePutit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang.

Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

“Ah… ahhh.. Putra, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku,

“Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku.

Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sePutit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Putra!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sePutit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya.

“Putra… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. “Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku.


“Puteluarkan di dalam saja, Put!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya.

“Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Putra! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu,” bisik tanteku perlahan.


Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.
Share:

Cerita Seks Saat Malam Minggu Yang Berdarah

Cerita Seks Saat Malam Minggu Yang Berdarah

Cerita Sexsex Puas - Sebelum aku memulai pengalamanku ini, aku akan memperkenalkan diri. Panggil saja aku Yolanda dan berumur 20 tahun. Sekarang aku kuliah di negara Australia, tepatnya di kota Perth yang sangat sepi dan indah. Kisah ini dimulai ketika aku diperkenalkan oleh teman akrab sekaligus teman baikku dengan seorang Pemuda tampan yang berasal dari Jakarta.


Sebut saja namanya Dedi. Setelah kami berkenalan, Dedi, serta dan temantemanku mengajak pergi ke daerah pelabuhan di Perth yang dikenal dengan nama Fremantle. Kami bersamasama makan Fish and Chip di sana. Dedi kelihatan tertarik padaku dan secara jujur, aku juga tertarik pada Dedi tetapi aku tetap biasa saja terhadap dia. Kami bercakapcakap mengenai asal usul kami masingmasing sampai kami menghabiskan makanan kami masingmasing.

Saat itu adalah malam minggu, jadi kami merasa canggung sekali kalau cuma diisi dengan istirahat di rumah saja. Oleh karena itu, temanku yang bernama Ermita memberikan ide untuk pergi ke diskotik di Perth yang terkenal.

Aku sih setuju saja karena aku juga tidak mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan dan akhirnya kami bersamasama pergi ke dan aku tidak tahu apakah memang ini nasibku atau memang disengaja, Ermita meninggalkanku hingga aku cuma berdua dengan Dedi, dan dia pergi berdansa dengan teman cowoknya yang bernama Albert.

Aku tidak tahu mesti bicara apa dengan Dedi dan Dedi juga kelihatan bingung mau bicara apa denganku karena kita sudah membicarakan segalanya tadi siang dan aku melihat bahwa Dedi kelihatan seperti pemalu. Tak lama kemudian, Dedi mengajakku pergi ke bawah untuk minumminum sambil ngobrol.


Kami memesan brandy dan minum sampai kepalaku pusing karena terlalu banyak minum. Karena aku sudah mabuk dan tidak tahan lagi, Dedi membopongku dan mengajak Albert dan Ermita pulang karena Dedi kasihan melihat aku yang sudah teler karena terlalu banyak minum brandy. Terus terang, baru kali itu aku merasakan Brandy.

Di dalam mobil, aku hanya tiduran di pangkuan Dedi karena aku sudah tidak kuat lagi dan aku juga tidak mengerti mengapa Dedi memelukku dengan mesranya dan terus terang saat dia memelukku, vaginaku sudah sangat basah. Selama perjalanan, aku hanya dapat mendengar samarsamar suara percakapan Dedi, Albert dan Ermita dan suara radio yang sedang menyala karena kepalaku berat sekali.

Akhirnya tibalah kami di rumah Albert. Albert menyuruh Dedi untuk membopongku ke sebuah kamar yang sangat privacy. Sebenarnya kamar itu biasa dipakai untuk orang tua Albert jika mereka datang mengunjungi anaknya di Perth, tapi saat itu Albert menyuruh Dedi untuk menemaniku di kamar yang biasanya dipakai oleh orang tuanya.

Dedi membopongku masuk ke kamar itu dan Dedi mengambil kain basah untuk membantuku sadar dari rasa pusing yang teramat berat. Dedi kemudian mengusapusap wajahku dan mencium bibirku sambil mengucapkan bahwa dia sebenarnya suka padaku tetapi dia mencium bibirku dengan malumalu.

Setelah beberapa jam kemudian, aku sadar karena dia memberiku air dingin di kepalaku. Kebetulan saat itu sedang musim dingin dan aku merasakan kedinginan yang amat sangat. Kemudian aku meminta Dedi untuk memelukku. Dedi mendekatiku dan memelukku dengan mesranya dan di saat dia memelukku, aku mencium bibirnya dan mengulum lidahnya.

Saat itu juga, Dedi mulai memainkan tangannya di dadaku dan memilin puting di dadaku yang masih tertutup baju dan BH hitam, hal ini membuatku menjadi basah sekali. Secara refleks, aku hanya mendesah kecil tapi aku yakin Dedi mendengar desahanku karena jarak telinganya dan muluku sangat dekat.


Dedi membukakan baju yang sedang kupakai dan dia juga membuka baju dan celananya. Sekarang kami dalam keadan telanjang dan kembali Dedi mengulum lidahku di dalam mulutnya dan mulutnya sudah menguasai tubuhku. Lidahnya menyapu seluruh badanku dan membuatku menjadi kegelian bercampur kenikmatan karena aku belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya.

Dengan mesranya, Dedi membuka selangkanganku dan menjilati vaginaku serta memainkan lidahnya di klitorisku yang membuat aku menjadi mendesahdesah tidak keruan sambil tanganku mengeluselus rambutnya yang pendek. Aku menekan kepalanya supaya aku bisa mendapatkan kenikmatan maksimum.

Selang 15 menit kemudian, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan seperti ada sesuatu yang mendesak untuk keluar dari dalam tubuhku dan aku tidak kuat lagi menahannya dan dengan getaran hebat, aku menjepit kepala Dedi yang sedang menjilati vaginaku dan aku merasakan kenikmatan saat aku mengeluarkan cairan kewanitaan dan aku menyadari kalau aku sudah mencapai klimaks.

Dedi tersenyum dan menanyakan apakah aku puas dengan permainannya. Aku mengatakan bahwa aku puas dengan jilatan mautnya. Akhirnya, dia memberitahu bahwa dia akan menunjukkan sesuatu yang lebih enak lagi. Setelah dia menyarungkan penisnya yang sudah berdiri dengan kondom, dengan pelanpelan dia memasukkan penisnya yang lumayan panjang ke dalam vaginaku.

Ketika dia memasukkan penisnya, aku merasakan sakit dan membuatku berteriak kecil karena aku takut kedengaran oleh teman kami yang berada di sebelah. Owww, Dedill.., Sakittt.., teriakku dengan manja. Dedi hanya membalas teriakanku dengan kuluman bibir sambil membiarkan penisnya yang masih menancap di dalam vaginaku.


Setelah aku dapat menguasai keadaan, Dedi mulai memainkan penisnya dengan memaju mundurkan tubuhnya dan aksi ini membuatku mulai mendesahdesah karena aku mulai merasakan kenikmatan bercinta. Vaginaku menjadi sangat basah dan basah. Sambil masih terus memajumundurkan tubuhnya, Dedi memainkan tangannya dan memilin puting susuku sehingga aku merasakan kegelian bercampur kenikmatan.

Setelah 20 menit berlalu, terlihat Dedi masih unggul sementara aku semakin terangsang. Setelah dia melepaskan penisnya dalam genggaman vaginaku, dia berdiri dan menyuruhku untuk berdiri. Kemudian Dedi secara refleks menggendongku, sehingga aku secara refleks menyilangkan kakiku di punggung Dedi dan penis Dedi berhasil masuk kembali ke vaginaku.

Terus terang aku juga bingung kenapa itu bisa terjadi, tetapi masa bodoh karena aku merasakan kenikmatan dunia. Ku menggoyanggoyangkan badanku ke depan dan ke belakang sambil mendesahdesah. Selang 20 menit kami saling memajumundurkan badan kami, aku ingin mengeluarkan cairan kewanitaanku dan aku juga tahu dari mimik wajah Dedi bahwa dia juga akan klimaks.


Akhirnya kami sama-sama berteriak, Dedill.., gueee.., dapattt.., dan Dedi juga teriak sambil masih terus menggoyangkan badannya. Yolandaaa.., enakkk.., bangettt… Akhirnya setelah kami mencapai kenikmatan itu, aku merasa lemas sekali begitu pula dengan Dedi.

Setelah itu, Dedi melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan membuka kondom yang menutupi penisnya. Setelah dia membuang kondom itu ke tempat sampah di dekat pintu, dia berbaring sambil memelukku dan mencium keningku sambil mengucapkan, I Love You.


Aku membalasnya dengan ciuman di bibir karena aku sangat mencintainya. Setelah kami berciuman, aku minta izin untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan darah perawanku yang masih menetes dari dalam vaginaku.

Tentu saja, besoknya aku ngomong ke temanku Albert supaya mengganti bed cover yang penuh dengan darah perawanku dan temanku cuma tersenyum genit kepada kami berdua.
Share:

Cerita Seks Kudapat Kepuasan di Wisata Pantai

Cerita Seks Kudapat Kepuasan di Wisata Pantai

Cerita Sexsex Puas - Kisahku ini berawal dari kenangan bersama seoarang gadis yang bernama Lilia, yang berusia 20 tahun dan berstatus sebagai seorang mahasisiwi dari sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Saat itu Lilia yang sedang mengadakan liburan di sebuah tempat pariswisata yang terkenal dengan wisata pegunungan dan pantainya di sebelah timur pulau Bali, tanpa sengaja bertemu dengan diriku yang menjadi seorang pemain musik di cafe.

Pertemuan itu sendiri terjadi di internet cafe, yang kebetulan saat itu aku sedang mengetik beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang sengaja aku simpan di folder mailku.


Lilia saat itu sedang mencari informasi tentang tujuan wisata yang ada di daerah itu, namun sampai beberapa saat sepertinya Lilia tidak menemukan apa yang dia cari. Dengan sangat sopan dan ramah Lilia memulai percakapan dengan menanyakan tempat-tempat yang bagus buat di kunjungi ke padaku.

“Maaf apakah anda tahu tempat-tempat wisata unggulan daerah ini?” tanya Lilia tiba-tiba.

Aku yang saat itu duduk berjarak 2 meja darinya terkejut oleh pertanyaan spontan itu.

“Anda bertanya kepada saya?” tanyaku kemudian.
“Iya, maaf kalau mengejutkan anda!” Ujarnya kemudian.

Dengan sedikit gugup, kemudian aku menjawab pertanyaan Lilia, karena saat itu juga aku masih serius dengan file-file aku.

“Di daerah ini yang menjadi primadona wisatanya adalah pegunungannya, kedua wisata pantai yang menawarkan pemandangan bawah air yang terkenal dengan karang birunya, setelah itu wisata budaya yang menampilkan objek rumah adat daerah ini,” terangku kemudian.

Mungkin karena penjelasan ku cukup menarik buat Lilia, dengan raut muka yang ramah, kemudian dia duduk di sebelah mejaku yang tanpa dia sengaja juga dia telah memandangi monitor di depanku yang saat itu terpampang file dari lirik lagu-lagu karanganku yang saat itu sedang aku print.

“Kamu mengarang lagu sendiri yah?” tanya Lilia lagi.
“Iya, kebetulan aja aku pemain musik di cafe dan suka menulis lirik lagu,” terangku lagi.
“Boleh aku baca lirik lagu-lagu kamu?” sahut Lilia kemudian.
“Silakan, dengan senang hati,” lanjutku dengan menarik kursi di sebelahku dan menyodorkan kepada Lilia, yang saat itu sedang berdiri di sampingku.

Setelah beberapa saat Lilia membaca semua lirik lagu-lagu aku dengan serius, tak lama Lilia berkata, “Kamu menulis kisah pribadi kamu menjadi lirik lagu yah?” tanya Lilia lagi. Yang kemudian aku timpali dengan tersenyum kepada Lilia.

“Semua lirik lagu-laguku memang dari pengalaman pribadi, karena aku ingin apa yang menjadi kisah hidupku bisa aku rekam dalam bentuk sebuah seni dan akan menjadi kenangan yang sangat berharga bagiku nantinya,” jelasku lebih jauh.
“Oh iya, kita sudah lama ngobrol nih tapi belum mengenal nama masing-masing diantara kita” sahut Lilia spontan. Lilia mengawalinya dengan menyodorkan tangannya..
“Lilia..” ujarnya pendek. Yang kemudian giliran aku utuk melakukan hal yang sama.
“AAldiya,” sahutku juga.

Dari perkenalan yang singkat itu, kami sudah saling akrab seperti layaknya teman lama. Saat itu juga dia memutuskan pergi besok paginya untuk mengisi acara liburannya dengan snorkeling di sebuah pulau kecil yang sepi dan berpasir putih.

Waktu menunjukan pukul 08.00 WITA, sesuai janjiku dengan Lilia. Aku sudah berdiri di depan kamarnya dan kemudian aku mengetuk pintunya. Tak lama ada sahutan dari dalam.

“Pagi AAldi.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap kok,” Dalam hitungan menit Lilia sudah keluar dari kamarnya.
“Ayo kita berangkat!” katanya kemudian.

Dengan berjalan menyusuri pantai kita menuju ke perahu motor yang sudah aku pesan semalam. Sebelum naik ke atas perahu motor, aku mengambil peralatan snorkeling untuk kita berdua berupa dua pasang masker berikut finnya. Dalam perjalanan menuju pulau kecil yang hanya membutuhkan waktu 45 menit, aku menjelaskan pemandangan sekitar kita saat itu. Di samping kiri ada pemandangan Gunung Agung dari kejauhan, namun cukup jelas karena cuaca begitu bagus pagi itu.


Sesampainya di tujuan aku dan Lilia turun dari perahu motor dan kita lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri hamparan pasir putih. Aku sudah membuka kaos saat di perahu motor tadi, dan hanya mengenakan celana renang ketika menuju lokasi snorkeling. Tak lama setelah sampai di bawah rindangnya pohon cemara, Lilia membuka kaos nya dan terpampanglah suatau pemandangan yang membuat jantungku berdetak sesaat.

Saat itu Lilia mengenakan bikini warna biru tua yang kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Mataku tertuju di tonjolan dadanya yang aku perkirakan berukuran 36b. Kemudian pandanganku beralih kebawah menuju pahanya yang mulus di topang oleh sepasang kaki jenjangnya, menjadikan pesona tubuh Lilia semakin sempurna. Aku hanya bisa menelan ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa memeluk tubuh yang sexy itu betapa beruntungnya diriku.

“Hai.. Kenapa melamun?” tegurnya mengejutkanku.
“Aku sudah siap nih” sahut Lilia melanjutkan.
“Baiklah kalau begitu” ujarku menimpali tegurannya.

Ini adalah pengalaman pertama bagi Lilia untuk snorkeling, dan sebelumnya Lilia minta di ajarin sampai bisa. Hal yang paling sulit adalah saat bernafas melalui mulut, karena seluruh wajah tertutup oleh masker, kecuali bagian mulut.

Dengan penuh kesabaran aku mengajari cara-cara snorkeling yang umum dilakukan. Pertama aku membantunya memasang masker yang mana saat itu aku berdiri begitu dekat dengan nya, aroma khas tubuh Lilia tercium sesaat, ketika aku membetulkan anak rambut yang menutupi raut wajahnya.

Kemudian Lilia memasang fin sendiri, tanpa aku bantu. Tak lama berselang tubuh kita berdua sudah masuk ke dalam air. Perlahan aku berenang beriringan dengan Lilia menuju ke tengah, yang aku perhatikan gaya berenang Lilia sangat bagus. Setelah pengenalan di air cukup, akhirnya aku berenang agak menjauh, untuk memberikan kepercayan buat Lilia melakukan snorkelingnya.

Dari dalam air, beberapa kali aku sempat memandangi bentuk tubuh Lilia yang aduhai dari arah belakang saat dia berenang, mulai dari belahan pantatnya yang ranum sampai ke tonjolan di dadanya yang menantang.

Kembali aku berenang beriringan dengan Lilia untuk meyakinkan kalau dia baik-baik aja. Saat sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Lilia kram. Dengan tindakan spontan aku memeluknya, agar tidak tenggelam dan membawanya ke sebuah batu karang besar yang menonjol di tengah laut. Kita berdiri di atas batu karang yang, masih menyisakan bagian leher kita yang tidak tenggelam.

“Thanks ya Aldi.. Atas bantuannya,” Ujar Lilia sesaat setelah kejadian itu.
“Sama-sama,” timpalku kemudian.

Setelah acara snorkeling yang melelahkan, kita bersepakat untuk istirahat di bawah pohon cemara yang ada di tepian pantai. Sambil ngobrol tentang pribadi kita masing-masing, Lilia meluruskan kakinya yang jenjang di hamparan pasir putih. Lilia bercerita tentang kisah asmaranya dengan mantan pacarnya yang berakhir, karena cowoknya yang super sibuk sudah jarang lagi memperhatikannya.


Aku berusaha menghiburnya dengan mengatakan, kalau seandainya kaLilian tulus saling mengasihi hal itu tidak akan terjadi dan yang lebih terpenting adalah kedewasaan pasangan itu sendiri dalam menentukan sikap. Sepertinya Lilia sangat senang dengan pendapatku yang demikian, hal itu terlihat dari sikapnya yang terpancar lewat senyumnya yang mengembang.

“Makasih ya Aldi.. Kamu sudah mau menjadi teman curhatku,” sahut Lilia kemudian.
Aku hanya tersenyum sambil mengatakan, “Saat ini aku sudah bisa membuat kamu tersenyum, mungkin saat lain kamu yang akan membuatku tersenyum.” timpalku pelan.

Tak terasa kedekatan ini membuat tubuh kita semakin dekat, aku mendahuluinya dengan merengkuh tubuhnya untuk merapat ke pelukanku. Lilia hanya diam sambil tersipu malu.

“Betapa bahagianya seorang cowok jika mendapatkan dirimu Lilia,” lanjutku lagi.
“Kamu begitu baik, sabar, cantik dan memiliki tubuh yang sexy lagi,” tambahku kemudian

Yang di jawab dengan senyumannya yang mempesona. Dengan sedikit keberanian aku mendekatkan bibirku ke bibir Lilia yang terbuka basah yang kedua matanya juga sudah terpejam. Sangat beruntung sekali suasana pantai siang itu sepi dan yang lebih menguntungkan lagi, karena memang lokasi kita duduk jauh berada di ujung. Dengan lembut aku mengulum bibir Lilia yang ranum, dan terdengar desahan halus darinya.

“Ohh.. Aldi,” desahnya. Sembari membisikan kata-kata mesra aku melanjutkan ciumanku.
“Aku sayang kamu Lilia,” bisikku pelan.

Tanganku juga tak tingal diam, dengan perlahan aku mengelus punggung Lilia yang hanya di lapisi bikini tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini membuat Lilia semakin terangsang yang diiringi dengan sikap memelukku erat.

“Oh.. Aldi teruskan,” desahnya lagi.

Tanpa menghentikan tindakanku, tanganku yang satunya meremas payudara yang berukuran 36b itu dari luar bikini yang disambut dengan desahan berikutnya.

“Ohh..” desah Lilia kembali.

Perlahan aku mulai membuka bikini Lilia dari bagian atasnya dan berhenti sesaat sampai di pinggangnya, maka tersembulah payudara Lilia yang ranum menggairahkan dengan di hiasi ujung nya yang merah dan mulai keras.


Sepertinya Lilia mulai terangsang sekali. Tanpa menunggu lama lidahku langsung mengecup permukaan payudar Lilia dengan lembut dan pelan. Lidahku menelusuri setiap bagian payudaranya dengan lincah.
Putingya aku hisap dengan lembut, sesaat setelah Lilia bergetar pelan. Beralaskan kain pantai warna biru, aku merebahkan tubuh Lilia yang sexy pelan.

Aku melanjutkan kegiatanku dengan memegang telapak kaki Lilia kemudian, sesaat setelah Lilia menelentang dan mencumbui setiap jengkal kakinya. Di mulai dengan menjilati tepalak kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya yang lentik. Lidahku juga menghisap ujung jari-jari kakinya, yang membuat Lilia semakin menggelinjang lembut.

“Oh.. Aldi.. Kamu pintar menaikkan gairahku,” desahnya pelan.

Berikutnya lidahku berpindah untuk memberikan kepuasan lagi ke bagian tubuh Lilia yang lain. Kali ini adalah bagian lehernya yang aku mulai dengan mencumbu bagian belakang telinganya. Kembali Lilia mendesah pelan..

“Ohh.. Teruskan Aldi,” desahnya.

Setelah cukup lama tangan Lilia berdiam diri, akhirnya tergerak juga untuk mengambil bagian di kesempatan ini. Tonjolan di celana renangku sudah begitu keras, setelah tangan Lilia masuk membelai penisku dengan lembut.

“Oh.. Lilia.. Sss..” desahku kemudian.

Kemudian aku lanjutkan untuk membuka sisa dari bikini Lilia yang di pinggang dengan menariknya kebawah sampai ke pangkal kaki. Dengan lembut aku menjulurkan lidahku ke bagian perut Lilia yang ternyata dia sedikit kegeLilian.

“Hek.. Geli Aldi,” ujarnya.


Seketika aku menghentikan menjilati bagian perutnya, yang aku lanjutkan dengan menjlati pahanya bagian dalam yang berakhir di pangkalnya yang berbulu hitam dan sangat lebat, tapi tertata rapi dan beraroma khas.

Tak lama berselang aku menjulurkan lidahku ke bibir luar vagina Lilia dengan lembut. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri buat Lilia.

“Ohh.. Aldi.. Sss..” desahnya bergetar.

Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan ujung lidahku di clitorisnya yang sudah menonjol dikit. Tubuh Lilia semakin bergetar setelah menerima perlakuan lidahku.

“Ohh.. Enak.. Sayang..” desahnya pelan. Lendir di lubang vagina Lilia semakin deras keluar, menandakan kalau Lilia begitu terangsang hebat.
“Ohh.. Aldi.. Masukin sekarang.. Sayang..” pintanya mesra.

Sambil merangkak aku kembali menciumi bibir Lilia yang terbuka, karena menahan rangsangan yang hebat. Dengan lembut aku memegang penisku dan mengarahkan nya ke lubang vagina Lilia pelan. Tanpa kesulitan aku melesakan penisku ke dalam lubang vagina Lilia, karena lendir Lilia cukup memudahkan bagi penisku untuk menyeruak ke bagian dalam vaginanya.

“Ohh.. Tekan lebih dalam.. Aldi..” pintanya kemudian. Yang diiringi dengan bibirnya mendesis lirih.
“Ssshh..” desis Lilia. Perlahan dan lembut aku memaju mundurkan pinggulku untuk menusukkan penisku lebih dalam lagi.

Sret.. Sret.., irama penisku beradu dengan vagina Lilia. Setelah cukup lama bersentuhan, terasa tubuh Lilia bergetar dan mendesirlah cairan di dalam vagina Lilia dengan hangat, menyirami kepala penisku. Lilia mencapai orgasmenya di barengi dengan jeritan nya yang menggairahkan.

“Aldi.. Aku sampai.. Ohh..” teriaknya lembut.

Kemudian aku mengecup bibir Lilia dengan lembut, dan kembali memaju mundurkan penisku. Dalam beberapa saat aku merasakan tanda-tanda akan mencapai puncak, seketika aku mempercepat kocokan ku ke dalam vagina Lilia. Sret.. Sret.. Sret, bunyi penisku beradu dengan vagina Lilia. Bergetar tubuhku saat aku menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Lilia dengan deras, sambil memeluk erat tubuh Lilia yang sexy.


“Ohh.. Sayang.. Enak.. Sekali..” jeritku sesaat setelah spermaku membasahi seluruh bagian dalam vagina Lilia. Setelah itu aku kembali mengecup bibir Lilia dengan lembut dan membisikkan kata-kata..
“Makasih yah sayang.. Kamu sudah membahagiakan aku,” bisikku lembut.

Begitulah seterusnya kisah cinta antara aku dan Lilia yang berujung hubungan lebih serius sepulang nya Lilia Ke Jakarta.
Share:

Cerita Seks Baru ini Saya Melakukannya

Cerita Seks Baru ini Saya Melakukannya

Cerita Sexsex Puas - Menginjak pertengahan semester aku dekat dengan seorang wanita cantik yang hampir setiap hari kami bertemu di kampus, bukan teman satu kampusku melainkan adalah dosen pembimbingku. Rikata namanya dan aku biasa memanggilnya Rika, dari awal dia masuk kelas dan memberikan kuliah saat itu aku dengan berani sudah memanggil namanya, dan tentu saja dia langsung marah saat itu.

karena menganggap aku tidak sopan padanya, namun setelah melakukan pendekatan akhirnya akupun dapat lebih mengenalnya lagi. Namaku Davit di kampus aku memang di kenal dengan cowok keren yang cuek abis, aku tidak pernah tebar pesona pada cewek-cewek di kampus, seperti halnya teman-temanku yang lain, dan sudah menjadi kebiasan setiap ngumpul kami selalu menjadikan gosip cerita sex sebagai bahan utama.


Tidak jarang teman-temanku saling berbagi pengalaman mulai dari mereka yang melakukannya dengan gadis penghibur ataupun dengan ceweknya sendiri. Cerita sex kini bukan lagi hal yang tabu untuk di jadikan bahan pembicaraan, karena aku lihat hampir semuanya suah mengenal adegan cerita sex meskipun tanpa ada ikatan sekalipun. Sedangkan aku yang berlagak cool dan nakal di depan mereka.

Sebenarnya aku belum pernah melakukan hal itu, bukannya tidak pernah berhubungan dengan cewek. Tapi aku hanya main peluk dancium saja tidak lebih, karena walau begitu aku selalu menggunakan hati setiap kali melakukan hubungan dengan seorang wanita, tidak pernah aku menjalani hubungan hanya karena dia cantik atau sebagainya. Tapi aku berhubungandengan mereka karena aku benar-benar mencintainya.


Meskipun tidak jarang harus berakhir juga, mungkin karena aku terlalu cuek. Meskipun aku benar-benar mencintainya terkadang mereka tidak percaya bahkan kami sering bertengkar katanya aku kurang perhatian seperti halnya memberi kabar lewat chat, padahal menurutku hal itu tidak ada gunanya juga kalau sudah sama-sama cinta pikirku dengan kepercayaan sudah cukup.

Namun bagi seorang cewek itu lain, mereka kebanyakan harus di beri perhatian lebih dan tidak jarang mereka menginginkan menjadi prioritas utama. Namun dengan Rikata yang aku pikir hanya untuk menggodanya karena dia memiliki wajah yang lumayan cantik di tambah dengan tubuhnya yang seksi membuat aku dengan siswa yang lain sering mencuri perhatiannya.

Hingga akhirnya aku yang lebih dekat dengan Rika, saat itu secara tidak sengaja aku bertemu dengannya di supermarket. Dan membantunya dengan membawa belanjaan Rika ke mobilnya, siapa sangka akhirnya aku dapat nomornya dan sejak saat itu aku sering berhubungan dengannya. Hingga pada suatu hari aku sedang pulang dari kampus dan melihat Rika dengan mobilnya yang aku lihat sedang mogok.


Akupun menghampirinya dan menawarkan bantuanku untuk mengantarnya pulang, tentu saja setelah aku telpon bengkel langgananku untuk menderek mobilnya. Setelah sampai di depan apartemennya Rika menawarkanku untuk minum teh bersamanya dan aku tidak menolak. Kamipun bersantai sambil mengobrol di ruang tamu apartemen Rika yang menyatu degan pantrinya.

Sampai-sampai aku tidak menyadari kalau jam sudah menunjukan 7 malam, akupun hendak pamit tapi Rika menyuruhku untuk makan malam disini sebenarnya aku ingin menolaknya tapi dia keburu bangun dan langsung masak sesuatu untuk kami. Setelah makan malam aku ingin pamit tapi aku masih menunggu Rika yang masuk ke dalam kamarnya, dan aku agak bosan juga menunggu dia keluar.

karena agak lama aku menunggunya akhirnya akupun bangun dari tempat dudukku dan menghampiri Rika yang masuk kedalam kamarnya. Dan aku tidak menduga sama sekali ketika aku mebuka pintunya aku lihat dia sedang asyik tiduran dengan tubuh yang sudah tidak lagi memakai pakaian sehelaipun, mirip sekali dengan pemain dalam adegan cerita sex yan sering aku baca.

Bagai ada magnet yang menarikku aku mendekat padnya, diapun tersenyum namun aku tahu tatapannya penuh dengan nafsu “Ayo sayang… puaskan Rika kali ini..” Lirih nada suaranya memanggilku, aku mendekat sambil melepas pakaianku dan ketika tubuh kami sudah berdekatan kamipun bergumul layaknya sepasang kekasih yang sudah mengenal lama, tanpa malu aku melumat puting Rika yang menggoda.


Diapun mendesah “OOoouugggghhh… sayaaaaang…… aaaaggggghhh…. aaaaggggggghhh… aaaaagggghhhh…” Tangannya juga mulai meraba-raba tubuhku hingga akhirnya diapun memegang kontolku lalu dia mengocoknya dengan lembut “Aaaaaaaaggghhh… Rikkkkkkaaaaa…. aaaaaaggggghh…. aaaaaaagggggghh… aaaaggggghhh….. aaaaagggggghhh..” Nikmatnya kontolku di perlakukan begitu oleh tangan Rika.

karena tidak tahan juga akhirnya aku menindih tubuhnya, aku langsung menyelinapkan kontolku di antara selangkangannya “OOoouuugghh.. pelaaaan… aaaaggghh… aaagggghh… aaaaagggghhh…. aaaaaagggghhh..” Awalnya Rika merintih namun akhirnya diapun mendesah menikmati goyangan tubuhku yangterus saja bergerak maju mundur di atas tubuhnya.

Dia mencengkrama punggung dan juga tubuhku bahkan sesekali dia mengerang panjang “OOoouuuuuuuugggghhhh….. ooouuugggghhh… aaaaaaggggggghhh… aaaaaaggggghhh… aaaaagggghhhh… aaagggggghhh… saaayaaang… aaaaagggggghhh..” Semakin cepat pula aku melakukan gerakanku layaknya pemain dalam adegan cerita sex, dan Rika aku rasa brkali-kali sudah merasakan klimaks.


Memeknya kini sudah terasa basah namun aku tetap mengsah kontolku di dalam kemaluannya yang terasa hangat hingga akhirnya “Ooouuuuugggghhh… Reennn… aaaggggggghhh…. aaaagggghhhh.. aaagggghhh… aaaggghhh..” Muncrat sudah spermaku di dalam memeknya, dia tersenyum lalu memelukkku dengan eratnya bahkan dia menciumku berulang kali.

Mungkin Rika benar-benar merasa puas “Sayaang.. gimana dengan cewek kamu..kamu puas kan..” Katanya padaku dan dia menatapku seakan menunggu jawaban dariku “Kalau kamu ingin jawaban yang jujur.. aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya..” Dia membelalak “Tapi Davit..kamu selalu terlihat..” Belum dia meneruskan kata-katanya aku menciumnya langsung pada bibirnya yang manis buatku.
Share:

Cerita Seks Keharuman Tubuh Menantuku

Cerita Seks Keharuman Tubuh Menantuku

Cerita Sexsex Puas - Bramata beristrikan seorang permaisuri yang cantik jelita.Berambut panjang sepinggang.Tubuhnya tinggi semampai dengan kulit putih mulus tanpa cacat.Soal buah dada,hmmselalu membuat tamutamu istana gemas tangan untuk meremasnya.Membusung dan bagai hendak melompat keluar dari balik gaun kebesaran istana.Lalu beronanilah para tamutamu itu dikamar,seolaholah penis mereka ada diantara dua bukit menantang sang permaisuri.

Dan ini tradisi yang diajarkan sang ayah.Setiap akan berpergian keluar istana,apalagi dalam jangka waktu lama,maka permaisuri yang ditinggalkan harus mengenakan apa yang disebut celana kesucian.Seperti yang disebut diatas,celana itu terbuat dari besi.Sangat rapat.Hanya terdapat satu lubang kecil untuk kunci.Tentu menjadi pertanyaan,bagaimana cara


permaisuri melakukan kegiatan pangkal pahanya seharihari.Mulai kencing,buang hajat,atau pas kebetulan menstruasi?

Nah,ternyata raja menitipkan kunci segitiga besi itu pada ayahnda tercinta.Namanya juga tradisi dan..apa yang dapat dilakukan lakilaki tua renta dan lumpuh?!

Dugaan yang salah besar!

Malam itu permaisuri terbangun dari tidur. Kemihnya mendesak ingin dimancurkan,kencing.Raja sedang sidak kepenjuru negri,biasanya dua kliwon baru kembali.Seperti harihari sebelumnya,bergegas permaisuri menuju kamar ayah mertua yang pintunya berhubungan langsung dengan kamarnya.Kunci itu diletakkan dibawah bantal.

Maaf ayahnda,putri menantumu ingin pipispermaisuri berbisik pelan.Lakilaki tua itu tampak terlelap tidur.

Ambil sendiri Jesika,putrikukata sang ayah setelah terjaga.Memiringkan sedikit kepala,memudahkan permaisuri Jesika mengambil sesuatu dibawah bantal.Tercium aroma segar dari tubuh sang menantu.Ayah mertua menghirupnya dalamdalam,atraktif sekali.

Ah ayahnda,selalu seperti itukata permaisuri dengan senyum malu.

Bau tubuhmu menggairahkan,menantuku

Maksud Ayah?tanya permaisuri.Keningnya berkerut,berusaha mengartikan apa maksud perkataan lakilaki lumpuh itu.


Coba lihat kebawah putrikuberkata setengah memohon.Tangannya meraih pergelangan menantunya.Bagai terhipnotis,permaisuri mengarahkan pandangannya kebagian bawah tubuh ayah mertuanya yang terlentang itu.Seketika,merah padamlah wajah sang Jesika.Dibalik selimut tebal,ada sesuatu yang bergerakgerak dibawah perut ayah mertuanya.Bukan sulap bukan sihir.Itu pasti penis, dan mengacung.

Besok malamnya Jesika tak dapat tidur.Terbayang kejadian malam sebelumnya.Gelisah.Antara percaya dan tidak,antara jijik dan penasaran.Tubuh mertuanya boleh telah lama lumpuh,tapi tidak dengan kejantananya.Jesika merekareka seberapa besarkah penis situa itu?kerasnya tak diragukan,terbukti mampu menggerakgerakkan selimut yang begitu tebalnya.Kewanitaan Jesika terus bertanya,dan jawabnya adalah denyut lubang intimnya makin menghebat.

Ayahnda,putrimu pingin pipisbisikan seperti kemarin.Tapi sebenarnya Jesika tak hendak buang hajat,bahkan sebaliknya,memasukkan hajat pada tubuhnya,pada lubang kenikmatannya.Dan sang mertua terlalu berpengalaman untuk menyadari apa yang diinginkan putri menantunya.Tatap mata sicantik redup tapi bukan berati tak mengundang.Tubuhnya diam bukan berarti tak berharap

Biarkan ayah yang membukanya,putrikumengambil kunci dibalik bantal dan berkata lagidan lepaskan bagian bawah gaunmu biar ayah mudah melakukannya

Terserah ayahjawab Jesika lalu jari lentiknya menarik ujung tali sutera yang melilit bagian pinggangnya.Terlepaslah apa yang diikat.Gaun bagian bawahnya meluncur begitu saja kelantai.Terpampanglah kemudian sepasang paha nan putih mulus,yang begitu kontras dengan segitiga besi yang kecoklatan itu.Nafas si tua mendengus.Tangannya gemetar memasukkan kunci pada lubangnya.Dan setelah berhasil terbuka,yang pertama terlihat adalah rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat namun begitu hitam pekat.


Duhai putriku,alangkah menggairahkan milikmu inimemuji dengan mata berbinar penuh nafsu,sedang tangannya mulai merabaraba.Tak sabar tangannya bermain pada belahan yang kemerahmerahan dibawah rambut pekat itu.

Jesika dalam penantian yang menyiksa.Lalu dia tak segan membuka pahanya lebih lebar,apalagi kalau bukan untuk memberikan kemudahan jari Ayahndanya menelusuri kedalaman lembah selangkangannya.

kamu sudah basah,putriku.Bolehkah Ayah menjilatnya?

Lakukan ayah!cepat Jesika menyahut.

Naiklah keatas wajahku

Tapi ayahkata Jesika ragu.Rasanya terlalu kurang ajar mengangkang diatas wajah mantan raja itu.Tapi bukankah dia sendiri yang meminta,dan memang posisi ini yang paling memungkinkan.Dia lumpuh,dan Jesika perlahan naik keatas pembaringan.Ditempatkannya wajah sang mertua tepat dibawah pangkal paha yang mengangkang begitu lebar.Lidah itu terjulur menyambut dan


sssh.Jesika mendesis.Lidah yang bergerak lincah pada organ wanitanya yang paling intim,mengelinjangkan tubuhnya.Matanya terbeliak kenikmatan.Apalagi ketika daging kecil yang tersembunyi diantara lipatan bibir luar vaginanya dihisaphisap,digelitik,lalu dihisap lagi

Auhh,ayahgigit saja..gigit saja!Jesika meracau.Begitu lihai permainan lidah mertuanya itu.Menjadikan nikmat dan menggemaskan tiada tara.Pinggulnya makin ditekannya kebawah,begitu rapat hingga tak ada ruang bagi mertuanya bernafas.Ia tak perduli walau hidung dibawahnya megapmegap,bahkan tangan Jesika meremas rambut yang beruban itu dan dijejalkan pada sumber kenikmatan ditubuhnya.

Angkat dulu Jesika.Ayah belum melihat payudaramu!

Ah mestinya ini lebih dulu yang Ayah kerjakan,bisik hati Jesika.Lalu sesaat tubuh Jesika telanjang penuh.Dua bukit tergantung indah didadanya.Bukit impian setiap lakilaki itu segera berada dalam permainan bibir mertuanya.Puting yang tegak kecoklatan dihisap rakus bagai bayi lapar.Dan letak tubuh Jesika memang bagai ibu yang meneteki bayinya.


Sekarang ganti Jesika beraksi.Menuntaskan rasa penasarannya,ditariknya selimut tebal itu seluruhnya.Dan Aww!monster itu ternyata tak memakai apaapa.Begitu garang.Botaknya tampak berkilatkilat dibawah cahaya perapian kamar.Jesika menggengam batang itu,besarnya hampir dua kali milik suaminya.Dia bergidik,membayangkan bila sang monster ini menyeruak dalam vaginanya.

ckk..ckk..ckk Ayahnda,akankah ini bisa masuk padaku?ujarnya bernada khawatir.Namun tangan halusnya malah mengocok,membuat penis itu makin pada puncak ereksinya.

coba dulu dengan mulutmu sayangpinta ayah mertuanya.

Kini tubuh keduanya pada posisi saling berlawanan.Bibir sang menantu mengulum sang monster sedang mertua melahap vaginanya.Tak berlangsung lama,karena keduanya sama tak sabar untuk memulai permainan yang sesungguhnya.

Aku takut akan merobekku,ayahmasih juga Jesika tampak khawatir,padahal saat itu vaginanya telah menyentuh ujung penis sang ayah.

Lakukan pelanpelan sayangkata sang ayah yang terlentang dibawahnya.Jesika yang berjongkok menggengam dan mengosokgosokkan ujung penis itu pada clitnya.Membuatnya geli dan gatal


AhhhkJesika berteriak tertahan.penis itu telah memasuki dirinya.Seluruh dinding miliknya bagai terkoyak.Diam sesaat,meresapi keutuhan sensasi yang ditimbulkan,lalu ia mulai bergerak.Mencari lebih lagi.Walau terasa menusuk hingga rongga perut,ia makin giat.Tubuh meliuk dan hentakan pinggulnya begitu erotis.Nafas keduanya berkejaran.Tangan mertuanya tak tinggal diam,ia meremas kedua bukit payudara yang besar dan kenyal itu dengan selingan memilin putingnyaJesika makin bergairah.Meski ada sedikit rasa sakit tapi nikmatnya jauh tak terkira

hhkkuhh..uhh

sshh nikmatnya sayang,teruskan,lebih keras!

Jesika makin memacu,kenikmatanpun makin laju.Ia kini bukanlah permaisuri,melainkan tak lebih dari perempuan binal.Gerakan tubuhnya bagai kerasukan,bagai hendak menghancurkan tubuh tua dibawahnya,dibawah kendalinya.

Serrrrrrrbyorrrrr.bendungan Jesika jebol.Membanjiri semuanya,tak tertampung hinggga merembes keluar lubang,membasahi rambut penis mertuanya danambruklah tubuh Jesika dengan bibir tersenyum penuh kepuasan.Sang ayah segera memompa dari bawah,lupa pada peran lumpuhnya.Ia ingin secepatnya mengejar orgasme dan ohhhhh..crooooot.Menyembur keatas,kedalam rahim menantunya.

 Kepuasan Jesika berulang dan berulang,hingga suaminya baginda raja Bramarta kembali keistana.Acara jamuan makan malam penyambutan sang raja telah usai.Permaisuri Jesika telah berada diperaduan.Berdebar jantungnya saat sang suami masuk kekamar ayahnda.Beliau hendak mengambil kunci celana dalam kesuciaan yang dititipkan pada sang ayah.Berbasa basi sebentar,kemudian mencium kening sang ayah


Bagaimana ayah?tanya sang raja dengan pandangan penuh arti.Kunci telah berada ditangannya.

Ayahnda sang raja membalas pandangan anaknya juga penuh arti,bibirnya tersenyum menampakkan kepuasan

Wahai anakku.istrimu memang..top banget!katanya sambil mengacungkan ibu jari.

Sudah tradisi kerajaan..
Share:

Label

Arsip Blog

333
333
333