Cerita Seks Pertama Kali Sex, Ternyata Enak dan Nikmat

Cerita Seks Pertama Kali Sex, Ternyata Enak dan Nikmat

Cerita Sexsex Puas - sekian lama aku berteman tak disangka dan diduga diapun mengutarakan maksud dan tujuannya mengajak berteman aku dahalulu karena dia ingin mengenal aku lebih jauh, Bila aku tak jawab,mungkin aku dikira sombong, setelah aku berpikir panjang dengan berbagai pertimbangan keputusan akhirnya aku pilih’Aku meneRiana jadi pacarnya’ singkat dan penuh malu aku kirim Sms’untuk kata ”IYA AKU MAU JADI CEWEKMU’,

dia gembira bukan kepalang tentu saja orang lain aja belum tentu bisa meraih hatiku, dengan uletnya dan gigihnya akupun luluh karena aku yakin dia tulus sayang sama aku sikap-sikap yang ditunjukin kepadaku telah jadi buktnya.


Namaku Riana. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Doni namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah.

Doni seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku.

Tapi entah mengapa aku memilih Doni. Singkatnya, aku pacaran dengan Doni. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Riko yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Doni telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat.

Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Doni. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Donipun begitu.

Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Doni. Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Doni, Anga namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Anga sedang ke luar kota. Anga juga bersama pacarnya, Anggi.

Pembantunya pun pulang kampung, sesekali kakak Anga yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Anga dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAnga. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.

Tak lama kemudian, Anga dan Doni pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi, aku tahu bahwa Anga telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku.

10 menit kemudian, Anga dan Doni kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Anga berdiri dan memutar VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Anga menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.


Rasa..hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila.

Aku lihat Anga dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Doni.Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Anga menciumi tetek Anggi yang mungil Anga lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi mengisep-isep peler Anga persis seperti kejadian di film blue itu . Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Anga bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Doni merapatkan tubuhnya kepadaku.

“Rim .kamu sayang aku enggak?”tanyanya padaku. “Eh..emang kenapa, Don ?”kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Anga dan Anggi “Aku pengen kayak gitu .”kata Anga sambil menunjuk pada Anga dan Anggi yang semakin hot. Tampak Anga mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi. Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .”Riana?”kata Doni lagi. “Eh enggak ah enggak mau malu .”kataku. “Malu sama siapa?”kata Doni.

Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya. “Malu sama Anga dan Anggi tuh “kataku. “Ah mereka aja cuek ayo dong Riana aku sudah enggak tahan nih “kata Doni. “Ah..jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Anga dan Anggi. Tak terasa tangan Doni mulai membuka kancing bajuku.

Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans.

Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Doni mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini. ”Buka Bhnya, ya sayang “pinta Doni. Aku mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Doni membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada.

Doni mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bAnga “Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata Doni sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku “Belum Din ahhh enak Din terus terus..jangan berhenti .”kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Anga dan Anggi, mereka sekarang bermain doggy style.


Anggi berposisi nungging dan Anga menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih “pinta Doni. “Jangan Din takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Doni. “Takut hamil “kataku. “Enggak Din, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya.

Aku diam saja Doni mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Doni pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Donipun membukaseluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat.

Tangan Doni tetap meremas-remas tetekku Kulirik Anga dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Anga maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .Doni terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokku”Ah..sakit, pelan-pelan, Din..”teriakku ketika jari itu memasuki nonokku.

Doni agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah . “Din, isep dong punyaku “pinta Doni sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh “pinta Doni memelas.

Dengan ragu aku pegang kontol Doni. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Doni sudah berdiri tegang rupanya. “Ayo dong Riana sayang “pinta Doni lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Doni mengajariku. Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Doni. “Ah ah. uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Doni. Tangan Doni terus mengucek-ucek nonokku.


Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Doni terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Doni menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah, dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Doni melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriak”Aduuh sakit Din pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih.

Doni melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Doni lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .”Ahhh perih Din “kataku. Doni diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Din, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “katanya. Pelan-pelan Doni mengocokkontolnya di nonokku Sudah hampir ¾ jam aku dientot Doni, tapi tampaknya Doni belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Doni mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya.

Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Doni? “Mau ngapain Din “tanyaku penasaran .”Seperti Anggi dan Anga lakukan, Riana aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya.

Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Doni mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.
Tak lama kemudian, kontol Doni yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Doni tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Din “kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku.

“Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Doni sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku “Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi.

“Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang “kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku. “Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Doni coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Anggi sambil menyuruh Doni mencoba lagi.

Doni mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “kata Anggi. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Doni mulai mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Din masih sakit “pintaku pada Doni.


“Iya sayang enak nih sempit”katanya. Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Anggi ah .enak “kataku. “Ayo Din, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat”kata Anggi pada Doni. Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .”Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Doni? Lubang yang satu ini dipake pacarku Anga “kata Anggi.

“Tanya Riana saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Anga sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. “Gimana Riana? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok “pinta Anggi. “Ah..jangan deh “kataku.”Sudahlah Riana, kasih saja aku rela kok”kata Doni. Tiba-tiba Anga merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku.

Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. “Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku. Jadilah aku dientot dan disodomi. ½ jam Anga dan Doni mengocok kontolku.

Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

Aku keluar 2 kali sebelum Anga mencopot kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Anga dengan nikmat. Kemudian Doni melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Doni. Doni memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya.

Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih, Doni mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “TeRiana kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Doni.

Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Doni .”Din, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .bokep barat klkik di sini”kataku pada Doni. Kulihat Anggi dan Anga sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat.


“Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Don? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya. “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang “kata Doni sambil mengelus rambutku. Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku.

Kelik Games-NYA

Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Doni. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Doni. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.
Share:

Cerita Seks Cairan Kental yang Belum Mengering

Cerita Seks Cairan Kental yang Belum Mengering

Cerita Sexsex Puas - Awalnya memang sangat menyakitkan, tapi lama kelamaan aku tak ambil peduli lagi. Aku tak mau ambil pusing soal Radit dengan pacar-pacarnya. Yang menggelisahkan, adalah kenyataan ia jadi jarang menghampiriku, bahkan pada empat bulan terakhir ini ia sama sekali tak menyentuhku. Padahal awal perkawinan kami termasuk harmonis dan selalu hangat dalam percintaan.

Aku sendiri amat menikmati seluruh pengalaman percintaan dengan Radit, karena itu pula aku tak pernah sungkan untuk melayani segala keinginan Radit karena aku memang menyukainya. Sebagai perempuan kampung bahkan dari Radit-lah kemudian jadi tahu berbagai gaya dalam melakukan hubungan sex.


Ya, sekali lagi, aku akhirnya tak peduli dengan pacar-pacarnya suamiku, tapi yang paling menyedihkan adalah keengganannya menyetubuhiku lagi. Padahal tubuhku nyaris tak ada yang berubah, sejak diperawani oleh Radit aku masih tetap langsing. Atas saran Radit pula aku rajin mengikuti fitness dan mengikuti kegiatan olahraga lainnya. Bahkan dibanding dulu waktu perawan, payudaraku kini termasuk besar.

Tetangga dan beberapa kenalanku sering bilang aku ini sexy, terutama ketika mereka memperhatikan payudara dan pantatku yang tergolong besar. Wajahku pun rasanya masih tetap sebagai bunga di kota B, yaitu kota tempat tinggalku sekarang. Malah karena aku kian matang, aku pun tahu sebetulnya banyak laki-laki yang suka melirikku. Sejauh ini aku tak pernah menggubris mereka, di lain pihak sebagai perempuan dari kampung aku masih tetap cenderung pemalu.
Sampai suatu ketika, terjadilah perubahan pada diriku yang amat luar biasa. Inilah kisahnya, sebuah kisah nyata yang betul-betul terjadi pada diriku, kisah yang membawaku ke berbagai petualang sex yang mengasyikan.

Sore itu seusai fitness aku pulang bersama Wati yang menumpang di mobilku, di tengah jalan Wati memutuskan untuk ikut ke rumahku.
“Untuk sekadar minum juice sambil membuang rasa penat,” katanya.
Tentu saja aku tak menolak, bahkan gembira sebab pasti seperti biasanya kalau pulang sendiri begitu tiba akan langsung disergap sepi.

Begitu tiba di rumah, setelah parkir kami langsung menuju beranda di belakang yang menghadap kolam renang ukuran kecil. Tubuh masih berkeringat sisa fitness tadi, Wati merebahkan diri di kursi malas dan aku di kursi di depan sebuah meja bulat yang berpayung besar. Segera kupanggil Joko, pembantuku, untuk membuatkan dua gelas juice tomat kesukaan kami.

Begitu Joko pergi, aku segera melepas pakaianku hingga tinggal baju senamku yang melekat ketat di tubuhku. Begitu pula Wati, ia melepas kancing-kancing bagian depan pakaian terusannya, tidak melepasnya melainkan masih dalam posisi berbaring ia membukanya lebar-lebar. Maka tampak terbukalah kini tubuh Wati yang hanya tertutup CD supermini dan BH yang hanya menutup separo buahdadanya. Ia memejamkan mata menikmati kesantaiannya. Diam-diam dan tak biasanya, mataku memandang dan menikmati keindahan tubuh Wati. Saat itulah Joko datang mengantarkan dua gelas minuman, dan karena tahu majikannya sedang santai maka ia pun segera dengan malu-malu kembali lagi ke dalam rumah.

Aku meneruskan memandangi tubuh Wati, tiba-tiba muncul dorongan keinginan yang kuat sekali untuk meraba tubuh Wati yang masih tergolek. Dasar pemalu, aku tak berani menghampirinya melainkan hanya meraba tubuhku sambil membayangkan sedang meraba-raba Wati. Tangan kiriku kueluskan di atas paha yang masih tertutup pakaian senam yang ketat, sementara tangan kananku mengelus payudaraku yang juga masih tertutup baju senam. Terus terang, di saat-saat kesepian ditinggal Radit, sesungguhnya aku sering melakukan ini sendirian. Tapi saat ini sambil memandangi Wati, sungguh perasaanku amat lain, ada rangsangan yang jauh lebih hangat dan tentu saja tidak lagi dalam perasaan sepi.

Saking minimnya CD Wati, kulihat ada bulu-bulu kemaluannya yang keluar dari pnggir-pinggir CD-nya. Dengan menatapnya, timbul keinginan untuk melihat dalam keadaan sepenuhnya telanjang. Saat itu pula kuselipkan tangan kananku ke balik baju senamku, karena tak memakai BH maka langsung jari telunjuk dan jari tengahku menyentuh puting-puting susuku yang ternyata sudah mengeras.


Menyusul kemudian tangan kiriku lewat lobang pakaian di bagian perutku, nyelip masuk merogoh langsung ke arah kemaluanku. Kuraba-raba bulu-bulu kemaluanku sambil membayangkan bahwa yang kuraba adalah bulu-bulu kemaluan Wati. Ada perasaan geli dan bergejolak rangsangan luar biasa ketika jariku mulai menyentuh bagian atas bibir kemaluanku, saat itu pula tak tahan lagi aku menjepit puting susuku sambil meremas-remas payudara kiriku.

Tak tahan lagi, jari-jari tangan kiriku pun terus meluncur sampai di celah memekku yang ternyata sudah terasa basah. Aku menggosok-gosoknya dengan lembut di sana. Dengan agak susah karena terhimpit baju senam yang ketat, celah memekku itu sedikit aku rekahkan hingga kujumpai kelentitku. Jempolku dengan lembut menggosok-gosok kelentit, sementara dua jari telunjuk dan jari tengahku sedikit kumasukan ke dalam memek, setelah itu secara simultan aku maju-mundurkan; dua jari keluar-masuk sementara jempolku tetap menggosok kelentit.

“Ohh.. emhh..,” tak tahan lagi aku melenguh lembut, sementara tangan kananku kian ganas meremas payudaraku bergantian dari kanan ke kiri.
“Ohh.. ahh..,” saking nikmatnya maka tanpa sadar lenguhanku keluar agak keras.

Aku sama sekali tak tahu kalau Wati terbangunkan oleh suaraku. Ia sedikit membuka matanya kemudian mengintip apa yang sedang kulakukan. Karena tidak tahu dan karena nafsuku sudah kian naik, maka kocokan di memekku dan remasan tangan di buahdada-ku pun kian ganas. Dua jariku kian dalam melesak di memekku terus keluar-masuk, keluar-masuk, keluar-masuk.. Ahh.. Dan untuk masuk lebih dalam lagi, maka aku harus sedikit merunduk, dengan begitu dua jariku seluruhnya tenggelam, kujepitkan memekku hingga dinding-dinding dalamnya meremas jari-jariku. Saat merunduk itu pula, Wati yang dari tadi ngintip mulai bereaksi.

Dengan jempolnya ia kait BH mininya ke bawah hingga sekaligus buahdada-nya terbebaskan. Ketika aku balik lagi bersandar di kursi sambil tak melepaskan jariku yang tertanam di memek, kini kulihat Wati pun sedang meremas-remas buah-dada telanjangnya. Sebelah tangannya lagi pun tenggelam lewat pinggir CD supermini-nya, hingga tersingkap dan terpampang jelaslah jarinya yang tertanam di memeknya itu. Ohh.. aku malah bahagia dan tidak malu-malu lagi melihat pemandangan itu, dan kini jadi tahulah bahwa Wati pun sesungguhnya mengikuti seluruh adeganku.


“Wati, ohh.. ka.. kamu.. di.. diam-diam.. oh..” tak sanggup kuteruskan kalimatku untuk menyapa Wati, gairah kenikmatan mengubur kata-kataku yang berganti lenguhan-lenguhan. Tapi Wati rupanya tahu maksudku.
“Ya.. ya.. teruskan Teh Tarsih.. aku pun terangsang melihatmu.. teruss kocok memekmu dengan jarimuu.. ohh kita sama-samaa..teruss.. ya.. ya.. dari tadi aku lihat.. kamu gatel, yaa.. kamu pengen dientott..,” kata Wati yang juga sambil terengah-engah.
“Be.. betul Wati.. akuu.. pengen dientot pake kontoll.. sudah empat bulan memekku kedinginanan Watia..,” kataku sambil agak aneh juga karena sebelumnya tak pernah mengeluarkan kata-kata cabul di hadapan orang lain.
“Aku juga, aku ingin kontol gede yang keras menggenjot memekku.. ohh,” desah Wati sambil terus kian ganas memaju-mundurkan jarinya di memeknya.

Melihat gelagat yang kian panas, aku pun jadi tak malu-malu lagi menghampiri Wati. Sambil jongkok kuhampiri langsung memeknya yang sedang mengentot jarinya sendiri. Sungguh terjadi aliran listrik rangsangan yang luar biasa ketika pertama kali kusentuhkan jariku di sana. Semula ada gerakan Wati yang mau mencabut jarinya, tapi kutahan agar tetap tertanam di sana. Wati pun mengerti kemudian melanjutkan kocokan di memeknya sendiri. Aku pun lebih mendekat lagi, kepalaku merunduk menghampiri gundukan munggil dan ternyata bibirnya cukup tebal itu.

Dengan jariku sedikit kubantu menguakan lagi CD-nya hingga semakin jelas benda merangsang itu tampil di hadapku. Celah memeknya pun kurekahkan lagi hingga kelentitnya tak terhalang lagi, langsung kuhampiri dan kujilati tepat di kelentitnya yang ternyata sudah menggumpal begitu keras. Terlihat jelas pula jari atau pun dinding luar bibir memeknya sudah begitu basah oleh cairan licin yang keluar dari dalam memeknya. Wati menggelinjang sambil mendesah nikmat ketika kelentitnya kujilat.

“Ahh.. sshhss.. ohh.. teruss.. enakk.. terus jilati di situ,” desahnya.
Sambil terus kujilati, aku bilang padanya, “Kita teruskan di dalam saja, yuk, Wati..,” ajakku.
“I.. i.. iyaa, aku pun pengen segera melihat Teh Tarsih bugil.. aku ingin sekali nyedot puting susu buah dada Teh Tarsih yang besar dan merangsang ituu.. Ohh, tapi teruskan dulu menjilat di situu,” jawab Wati sambil tak lepas-lepasnya mengentotkan jari di memeknya sendiri.

Tanpa sepengetahuan kami, ketika seluruh adegan itu terjadi ternyata Si Joko ngintip di balik pohon sambil ngocok kemaluannya. Kami pun akhirnya beranjak menuju kamar, Joko yang belum sampai di puncak klimaks terlihat kecewa. Dari arah belakang ia mengendap mengikuti kami ke kamar. Saking bernafsunya, kami lupa menutup pintu kamar melainkan langsung naik ke ranjang dan saling melucuti sisa pakaian kami.

Kini tubuhku sudah telanjang bulat, begitu pula Wati. Kedua buahdada-ku yang besar langsung menjadi sasaran emutan Wati. Seperti bayi, ia begitu menikmati sedotan di buah-dadaku. Aku pun merasa bahagia sekali menerima sedotannya, maka kulakukan serangan balik dengan menggerayangi memek Wati yang kini sudah sepenuhnya telanjang. Jariku tak mengalami kesulitan untuk langsung melesak di memeknya yang sedari tadi sudah banjir cairan licin.

“Ahh..,” desah Wati dengan mulut yang masih tersumbat puting susuku ketika jariku mulai tertanam di memeknya.
Diam-diam tangan Wati pun ternyata mencari-cari sasaran di memekku dan terasa menemukan lobangnya dan “Slepp..” jarinya pun melesak di lobang hangat memekku.
“Ohh..,” desahku ketika jarinya tenggelam dan langsung dikocokannya.


Setelah sekitar tujuh menit kami dalam posisi berdiri di atas lutut sambil saling mencium mulut dan payudara masing-masing, otomatis tanpa kata-kata kami beralih posisi ke posisi 69. Wati menindihku dengan mengarahkan memeknya tepat di mukaku. Kini betul-betul memeknya itu tepat di hadapan, kelihatan masih begitu ranum, maklum Wati masih berumur 24 tahun dan belum lagi kawin. Tapi melihat kelihaiannya saat ini menggarapku, aku yakin Wati sudah sangat berpengalaman di tempat tidur.

“Oohh.. ahh.. uhh..,” jeritku tiba-tiba ketika kurasakan Wati menyedot-sedot kelentitku begitu ganas, sementara jarinya dengan gerakan kian cepat menyodok-sodok lobang memekku. Aku pun dalam posisi terlentang melakukan serangan yang sama, kuusahakan jari-jariku bisa masuk sedalam-dalamnya di memek Wati. Agak sulit, tapi kuusahakan pula agar bisa menjilat-jilat dan menyedot-sedot kelentitnya.

“Aaiiyy.. ohh.. uhh.. sedapnyaa.. Teh Tarsih, teruss.. terus.. jangan berhentii.. kayaknya Wati sudah mau sampai puncakk. Ohh.. lobang memek Teh tarsih pun sudah basah sekali.., aku isap-isap cairannya.. asyikk.. dan licin sekali.. basah sekali Teh Tarsihh,” jerit dan kicau Wati dengan pantat bergoyang-goyang.

“I.. i.. yaa, Watia.. Teh Tarsih pun rasanya sudah hampir keluarr.. Kocok teruss.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh aahh.. teruss.. sayangg.. sedott teruss di keelleennittnyaa.. ohh.. Wati.. saya keluarr.. Ohh, nikmatt,” aku betul-betul mencapai puncak orgasme.

Maka aku pun segera seperti memiliki tanggungjawab untuk mengantar Wati mencapai puncak kenikmatannya. Segeralah saya melakukan apa yang telah diberikan Wati kepadaku. Kocokan jariku di memeknya kupercepat, dengan sekali berguling kini tubuhku berada di atas tubuh Wati, dengan begitu maka aku lebih mudah lagi untuk menggigit-gigit kelentitnya dengan gemas.

“Ohh.. Teh Tarsihh.. enak sekalii.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh aahh..,” desahnya seirama genjotan jariku di memeknya, “Terus.. Teh Tarsih teruss.. jangan berhenti.. entot terus.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh..,” akhirnya lenguhan panjang terdengar begitu keras, Wati mencapai orgasme ditandai tubuhnya yang tadi tegang kini melemas dan pasrah tak berdaya. Kami pun akhirnya terlentang di ranjang mengenang kenikmatan yang baru saja teralami.

Masih tanpa sepengetahuan kami, Joko ternyata meneruskan kegiatan mengocok kontolnya sendiri di balik pintu kamar yang terbuka. Meskipun tak terlalu dekat, ia bisa melihat adegan kami dengan leluasa, termasuk dengan jelas mendengarkan ocehan dan lenguhan kami. Dengan bantuan ludahnya yang berkali-kali diulaskan ke tangannya ia mengocok kontolnya yang sudah super tegang, hingga mengalami orgasme bersamaan dengan orgasmenya Wati. Tak ayal spermanya berceceran di mulut pintu kamarku. Setelah itu Joko cepat-cepat berlalu karena mungkin takut ketahuan.


Sementara sambil melepas lelah dengan tubuh kami yang masih telanjang, Wati memilin-pilin puting susuku.
“Susu Teh Tarsih ini merangsang sekali.. aku pun ingin punya susu sebesar ini,” katanya dengan gemas.
“Ah, kamu ini Wati..,” jawabku merasa tersanjung.
“Betul, Teh Tarsih.. pantat dan memek Teh Tarsih pun asyik sekali,” kata Wati pula.
“Ah, nggak begitu, buktinya Radit meninggalkanku,” kataku merendah.
“Itulah anehnya.. memek, pantat, dan payudara sebegini bagus, kok ditinggal begitu saja?” tanya Wati.

“Eh, apa Wati sudah sering main dengan sesama perempuan?” tanyaku penasaran.
“Yaa.. Teh Tarsih ini ketinggalan zaman.. Kawan-kawan kita di fitness sudah semuanya mengalami ini.. tapi kami sama-sama masih menikmati pula hubungan kelamin dengan laki-laki. Istilahnya bi-sex, Teh Tarsih,” jelas Wati.
“Bi-sex, jadi main dengan perempuan OK dan dengan laki-laki pun OK?” tanyaku masih dengan nada bloon.

“Ya, begitu, malah pernah dilakukan secara bersamaan,” jawab Wati cepat.
“Main dengan laki-laki sekaligus dengan perempuan? Oh, kayaknya asyik.. aku sih yang begini saja baru pertama.. gimana bisa begitu, Wati?” tanyaku semakin penasaran.
“Wah, dengan tubuh Teh Tarsih yang masih sintal sih gampang saja, sebentar keluar pun akan didapat pasangan.. malah bisa lebih dari satu. Buktinya Si Lily yang gemuk itu, hampir tiap minggu ganti-ganti pasangan..,” jawab Wati dengan santainya.
“Si Lily teman kita yang Chinese yang baik hati itu?” tanyaku dengan perasaan semakin ketinggalan zaman.
“Betul, eh, Teh Tarsih mau coba? Kalau mau saya antar?” tanya Wati.


Ingat lagi kepada kesepianku yang berlarut berbulan-bulan, tentu saja ajakan Wati ini membuatku bergejolak meski terasa teramat menegangkan.
“Aku berselingkuh dengan laki-laki lain?” demikian pertanyaanku berulang-ulang muncul di kepala. Tapi sementara itu pula aku tak bisa memungkiri kebutuhan dan dorongan sexualku yang sudah tak tertahankan lagi.
“Boleh juga, sih!” jawabku singkat.
“Nah, kalau mau kita atur, deh.. tenang saja.. dijamin kita akan main dengan laki-laki yang clean.. aku pun nggak mau sembarangan Teh Tarsih,” tegas Wati.
Klik Game-NYA

Setelah itu kami bergegas mandi bersama-sama di kamar mandi yang ada di kamarku. Berias sedikit, memakai lagi pakaian, dan segera meninggalkan kamar untuk memulai perburuan. Tiba di mulut pintu, kakiku yang belum bersepatu menginjak lendir cairan kental. Begitu dicolek kami pun segera tahu bahwa itu adalah cairan sperma yang belum mengering. Aku dan Wati saling pandang dan sempat risih, tapi kemudian tertawa cekikikan. Segera pula aku bisa menduga bahwa itu spermanya Joko. Ini akan menjadi cerita tersendiri, sementara ini aku sudah tidak sabar lagi ingin menjalani petualangan bersama Wati.
Share:

Cerita Seks Setelah Mengalami Orgasme Sampai Lima Kali

Cerita Seks Setelah Mengalami Orgasme Sampai Lima Kali

Cerita Sexsex Puas - Tetangga Montok Bahenol Sebut saja namaku Prengki, aku adalah suami dari seorang istri yang menurutku sungguh sangat sempurna. Namun begitu sebagaimana layaknya sebuah pepatah, rumput tetangga sangatlah segar, itu yang berlaku dalam kehidupanku. Walaupun pelayanan yang kuterima dari istriku sungguh tidak kurang suatu apapun, masih juga terlintas dalam anganku fantasi yang menggairahkan setiap kali Tante Ayu lewat di depan rumah.


Tante Ayu adalah seorang pengusaha Garment yang cukup ternama di kota Solo. Kalau tidak salah tafsir, usia Tante Ayu sekitar 38 tahun, sementara suaminya adalah pemilik sebuah penginapan di Pantai Senggigi Pulau Lombok. Barangkali karena lokasi usaha pasutri ini yang berjauhan, mungkin itulah penyebab mereka sampai sekarang ini belum dikaruniani momongan. Tapi sudahlah, itu bukan urusanku, karena aku hanya berkepentingan dengan pemilik betis kaki yang berbulu halus milik Tante Ayu yang selalu melintas dalam setiap fantasi seksku. Kalau menurut penilaianku betis kaki Tante Ayu bak biji mentimun, sementara gumpalan buah dada, pantat maupun leher Tante Ayu sangatlah sejuk kurasakan seiring dengan air liurku yang tertelan dalam kerongkonganku.

Sore.., sehabis kubersihkan Tiger 2000ku, terlihat Tante Ayu keluar dari mobil. Saat itulah sejengkal paha putih di atas lutut tertangkap oleh mataku tidak urung kelakilakianku berdenyut juga. Lamunanku buyar oleh panggilan istriku dari teras samping. Sesuai rencana, aku akan mengantar istriku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli oleholeh yang akan dibawa pulang ke Kalimantan (perlu kujelaskan di sini, istriku berasal dari Kalimantan Selatan).


Malam terakhir sebelum keberangkatan istriku beserta putra putriku ke Kalimantan sungguh suatu malam yang menggairahkan buatku. Bagaimana tidak, setelah sekian minggu tidak pernah kulihat istriku minum ramuramuan anti hamil, malam ini dia kulihat sibuk di dapur mengaduk dua buah gelas jamu, satu untuknya satu untukku. Anakanak asyik main video game di ruang keluarga di temani Ryan adikku. Kode rahasia dari kelopak mata istriku mengajakku masuk ke kamar tidur.

Setelah mengunci pintu kamar, aku duduk di kursi sambil mengupas apel, sementara istriku yang mengenakan gaun tembus pandang sedang meletakkan dua buah gelas berisi rahasia kedahsyatan permainan ranjangku di meja di dekatku. Tonjolan payudara yang amat terawat bagus itu menyembul tepat di depan mataku. Pembaca yang budiman, cita rasa hubungan seksku adalah menarinya Sinta istriku mengawali kisah ranjang.

Setelah kuminum jamu, aku mendekati Sinta sambil memandangi dari ujung kaki sampai ujung rambut panjang sebahunya perlahan kutelusuri. 15 menit sudah berlalu, Sinta mulai melepas satu persatu pakaiannya hingga akhirnya tinggal BH dan celana dalamnya yang menutupi point penting persembahan untukku. Kudekap Sinta sambil kucium mata indahnya, desahan napas terasa hangat terhembus di helaian bulu dadaku. Lidahku yang terjulur memasuki mulut Sinta dan perlahan bergerak memutari langitlangit rongga mulut istriku. Balasan yang kurasakan sangatlah hangat menggetarkan bibirku.

Tangan Sinta yang melingkari tubuhku bergerak melucuti bajuku. Sementara jilatan lidahku mampir mendarati leher yang putih bergelombang bak roti bolu itu. Jilatanku pindah ke belakang leher dan daun telinganya. Pelukanku memutar ke belakang diikuti belaian tanganku memutari gumpalan payudara yang semakin mengeras. Tidak urung telapak tanganku semakin gemetaran, kuremas halus payudara Sinta dengan tangan kananku sementara tangan kiriku meraba dan mengusap sekujur pusaran. Sinta mendesahdesah sambil memegang klitor1snya.

Ouch.., uhh. Mas antar aku ke puncak sanggama buat sanguku pisah tiga minggu denganmu..! permohonan Sinta memang selalu begitu setiap bersetubuh.


Janganlah terlalu banyak bicara Sintaku, lebih baik kita nikmati malam ini dengan desah napasmu, karena desah napas dan erangan kepuasanmu akan membuatku mampu mengantarmu ke puncak berulangulang. Kau tahu kan penyakitku, semakin kau mengerang kenikmatan semakin dahsyat pacuan kuda kont*lku, jawabku.

Aacchh.., huuhh.., hest..! desah napas Sinta keluar sambil kedua tangannya memeluk wajahku dan perlahan menuntunnya menelusuri titiktitik kenikmatan yang kata orang titik kenikmatan perempuan ada beratusratus tempatnya.

Memang sampai saat ini aku tidak pernah menghitung entah ada berapa sebenarnya titik itu, yang jelas menurutku tubuh perempuan itu seperti permen yang semuannya enak dirasa untuk dijilati, buktinya setiap mili tubuh istriku kujilati selalu nikmat dirasakan Sintaku. Perjalanan lidahku lurus di atas vagin4 yang kemudian menjilat helaian bulu halus menuju Vagin4. Harum semerbak aroma vagin4 wanita asal Kalsel hasil dari Timung (Timung adalah perawatan/pengasapan ramuramuan untuk tubuh wanitawanita asal Suku Kalimantan) membuatku menarik napas dalamdalam.


Kulumanku mendarat di bibir vagin4 sambil sesekali menarik lembut, membuat Sinta menanggapi dengan erangan halus dan tekanan tangannya menekan kepalaku untuk semakin menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku menarik lembut klitor1s merah delima. Tanpa kusadari Sinta mengulurkan balon jari kepadaku, jari tengah tanganku yang terbungkus dengan balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang vagin4 Sinta dan menari di dalam menelusuri dinding lubang senggamanya.

Hsstt.. uuhh.. aduduhh..! desah napas Sinta membuat kedua kakinya gemetaran, Ayo Mas..! Sekarang..! pintanya tidak sabar lagi.

Batang kemaluanku yang sejak tadi mengejang ditariknya menuju ring tinju persetubuhanku. Penisku memang tidak seberapa besar, namun panjangnya yang 18,3 cm ini sejak perjaka dulu kupasangi antinganting, dan hal itu yang membuatku mampu main berulangulang.

Di atas ranjang Sinta membuat posisi silang, posisi yang sangat dia senangi. Tanpa membuat roman tambahan, kumasukkan batang kemaluanku ke lubang vagin4 yang sudah siap tempur itu.
Uuch.. aacchh.. terus genjot Mas..! desahnya.


Tanpa mencabut penisku dari lubang, Sinta membuat posisi balik, Ii.. ii yaa begitu Mas teeruus..!
Sekali lagi kelenturan hasil fitnest Sinta membantu membalik posisi menungging tanpa kucabut batang kemaluanku yang masih menancap di liangnya.

Dengan gerakan katrol kuhujani celah pantat Sinta dengan kencang.
Akhirnya, Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..! teriakan kecil Sinta membuatku semakin kencang menusuk vagin4nya dengan semakin dahsyat.

Tunggu aku Sin.. kita samasama.. oya.. oy.. yack.. uuhh..! desahku.
Kupeluk dari belakang tubuh yang terbalut dengan peluh, terasa nikmat sekali. Akhirnya malam ini Sinta kewalahan setelah mengalami orgasme sampai lima kali hingga aku telat bangun pagi untuk jogging sambil melihat tubuh indah Tante Ayu lari pagi di Minggu yang cerah ini.
Kelik Games-NYA

Share:

Cerita Seks Bokong Yang Kenyal-Kenyal Sekali

Cerita Seks Bokong Yang Kenyal-Kenyal Sekali

Cerita Sexsex Puas - Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.

Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Hendro dan Bebby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Hendro. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.


Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Bebby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Hendro yang licin dipenuhi buih-buih sabun.

Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Bebby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Hendro. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.

“Bebby sangat mencintai Hendro,” bisiknya.

Hendro mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Bebby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Hendro.

Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Hendro dalam hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang diciptakannya? Ah.., gumam Hendro sambil menarik nafas panjang.

Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Bebby yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.

“Hendro juga sangat mencintai Bebby. Sebelumnya tak pernah Hendro rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Hendro.

Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Hendro menarik tubuh gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.

Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Hendro semakin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.


Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Bebby di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging antara dubur dan vagina.

“Hendroo.., Hendro nakal!” desah Bebby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.

Walau tengkuknya basah, Bebby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Hendro semakin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Hendro berulang kali ketika merasakan ujung jari Hendro menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.

Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Bebby berulang kali mengecup leher Hendro. Kecupan panas dan liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.

Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya.

Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Hendro yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.

“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.

Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.

Dengan cepat Hendro pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.

Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.

Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di leher jenjang gadis belia itu.


“Hendro, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Bebby sambil menggeliatkan pinggulnya.

Ia merasakan batang kemaluan Hendro semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke belakang.

Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Hendro. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.

Hendro menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Bebby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.

Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.

“Aarrgghh..!” rintih Bebby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.

Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.

Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Hendro telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.

Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.


Tubuh Hendro bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Bebby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.

Setelah berdiri, Bebby merasakan telapak tangan Hendro mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Hendro menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.

Hendro agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.

“Argh, aarrgghh.., Hendro!” rintih Bebby.
“Masih sakit?” tanya Hendro.
“Sakit dikit..” jawab Bebby.

Hendro menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!

“Masih sakit, Sayang?”
“Hmm!”
“Sakit?”
“Enaak.., Hendro!”

Hendro tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.

Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.

Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Hendro dalam hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Hendro menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.

“Aarrgghh..!” rintih Bebby ketika merasakan batang kemaluan Hendro kembali menghunjam vaginanya.


Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Hendro. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.

Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Bebby beberapa kali terhenti ketika Hendro menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya.

Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Hendro. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke ubun-ubun.

“Aarrgghh.., aarrgghh.., Hendroo!”
“Hendroo.., Bebby pipiis..!”

Rintihan itu membuat Hendro semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

“Aarrgghh..! Aarrgghh..! Bebby, aarrgghh..!” raung Hendro sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.

“Hendroo.., sstt, sstt..” desis Bebby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.

‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah bergantung di leher Hendro.

“Aarrgghh.., Bebby! Argh.., enaknya!” rintih Hendro di telinga murid yang sangat disayanginya itu.

“Hendroo.., sstt.., sstt..!” desis Bebby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!

Kedua telapak tangan Hendro memangku bongkah pantat Bebby. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya,

di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!


“Puas, Sayang?” bisik Hendro sambil mengusap-usap punggung Bebby.
“Puas banget!”
“Hendro sangat menyayangi Bebby.”
“Bebby juga sangat sayang pada Hendro,” kata Bebby sambil mencium bibir Hendro.

Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Hendro mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Bebby.
Share:

Cerita Seks Kucicipi Baru Besar Buah Mangga itu

Cerita Seks Kucicipi Baru Besar Buah Mangga itu

Cerita Sexsex Puas - Sebenarnya aku masih kelas 1 SMA tapi di sini aku mempunyai cerita dewasa yang ingin aku bagi. Namaku Radit di usia yag masih 16 tahun aku sudah menjalin hubungan dengan seorang gadis teman sekolahku juga, meskipun sejak di SMP aku sudah berhubungan dengan cewek juga. Tapi kali ini adalah pertama kali aku merasakan memek sempit seorang cewek yang tidak lain adalah pacarku sendiri.

Dia bernama Novita dan yang dan yang menarik, dia mempunyai saudara kembar yang bernama Vita. Mereka berdua satu sekolah denganku tapi Novita beda kelas denganku sedangkan saudara kembarnya Vita yang bukan pacarku malah sekelas denganku. Hampir 5 bulan lamanya kami berpacaran, selama itu juga kami hanya berciuman layaknya orang berpacarn atau yang lagi kasmaran.


Hampir setiap malam minggu aku ngapel kerumah Novita, Sedangkan tiap harinya terkadang kami jalan-jalan dengan menggunakan motorku. Itupun kalau ada les atau pelajaran tambahan maka kami akan gunakan itu sebagai alasan pada orang tua kami, padahal kami gunakan untuk jalan bareng. Novita anaknya begitu supel tapi seperti gadis lain dia manja banget dan sering minta perhatian lebih.

Sedangkan Vita saudara kembarnya yang satu kelas denganku sifatnya kebalikan dari Novita, dia begitu lembut malah jarang ngobrol. Bahkan denganku saja dia tidak begitu akrab padahal kami satu kelas. Di dalam kelas kadang ada teman yang menceritakan tentang cerita dewasa jika ada waktu senggang, dan hal itu menjadi topik pembicaraan yang seru bahkan satu kelas fokus mendengarkan cerita itu.

Pernah suatu hari Didi temanku bercerita kalau dia sudah tidak perjaka lagi, sejak dia melakukan hubungan badan seperti dalam cerita dewasa. Dengan seorang cewek bispak, semua teman-temanku mendengarkan pengalaman Didi itu. Bahkan saat itu juga aku sempat melirik Vita yang tengah asyik melihat-lihat buku yang ada di depannya tapi aku yakin dia juga mendengar cerita Didi.


Karena sering mendengar bahkan aku membaca sendiri cerita dewasa, maka ada keinginan dalam hatiku untuk mencicipi hal menarik itu. Hingga ketika aku berciuman dengan Novita tidak lagi hanya sebatas berciuman tapi aku sering meremas teteknya dan benar saja ketika mendengar Novita mendesah aku malah semakin bergairah saja mungkin ini yang dinamakan gairah memuncak dalam cerita dewasa.

Hingga pada suatu hari bagai mendapat mimpi durian runtuh, aku mendapatkan apa yang menjadi anganku itu. Sore itu aku sudah bersiap mau pergi ngapel kerumah Novita karena malam ini malam minggu, seperti janjiku tadi sama Novita. Aku menyanggupinya untuk pergi lebih sore dan jangan sampai telat, ketika sudah beres semuanya akhirtnya akupun berangkat menuju rumahnya.

Ternyata di rumah Novita tidak ada orang tuanya katanya mereka pergi ke pesta pernikahan saudaranya di luar kota. Di sana hanya ada mereka berdua, tapi seperti biasa Vita di dalam kamarnya jika aku datang berkunjung kesana. Aku dengan Novitapun duduk di ruang tamunya sambil mengobrol dan saling bercanda mesra, hingga akhirnya setelah cukup lama aku bermesraan dengannya.

Novita mungkin sudag sange dari tadi , karena dia berani membuka bajuku dan dengan cepat mencium dadaku bahkan tangannya menggerayangi tubuhku. membuatku terangsang juga akhirnya, Dengan membalas ciumannya aku mainkan lidahku di dalam mulut Novita, diapun menggelinjang pasrah menerima lumatan bibir dan permaianan lidahku. Saat aku melihat teteknya menyembul dari dalam miniset yang di pakai Novita.


Akupun langsung pindah menjilat tetek yang baru sebesar buah mangga itu, dengan mulutku aku hisap putingnya kemudia aku jilat-jilat hingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat ” Oouuugghhh…. ooouuuuggghh… Radit… aaaaggghhh… aaaagghhh… terus… aaaagghhh.. ” Suara Novita parau mungkin karena dia begitu menikmati permainan ini, apalagi ketika aku membuka celana pendek yang dia pakai.

Setelah melorot akhirnya dapat aku lihat di pangkal paha Novita sudah banyak di tumbuhi oleh bulu lebat. Aku yakin dia jarang sekali membesihkan bulu lebatnya, tapi hal itu bukan membuatku jijik atau gimana tapi malah semakin membuatku ingin segera menyentuhnya dengan bibirku. Seperti dalam cerita dewasa yang sering aku baca, karena aku hanya tahu teori dari cerita tersebut.

Pertama membenamkan mulutku pada memeknya, Novita menggelinjang dan terasa begitu kaget. ” OOuuugghh… Radit… aaaagghhh… ooouuugghh.. ” Saat mulutku melakukan hal itu, kontol di selangkanganku berdiru tegak. Akhirnya aku semakin menggila memainkan memek Novita, Aku jilat kemudian aku hisap klitoris yang ada di tengah-tengah memeknya itu. Sehingga menegang juga klitoris yang sebesar kacang itu.


Akupun merangkak menindih tubuh Novita, pertama memasukkan kontolku aku mengalami kesulitan. Tapi setelah beberapa kali aku mencoba akhirnya menembus juga kontolku pada memeknya yanmg begitu sempit. Malah aku mendengar Novita menjerit kecil rupanya dia sama denganku baru pertama kali melakukan cerita dewasa ini, saat itu juga aku gerakkan pantatku di atas tubuhnya.

Awalnya pelan-pelan aku tapi setelah itu akupun menggoyangnya dengan semakin tak beraturan lagi. karena nikmatnya juga bikin aku blingsatan menerima permainan ini, Aku tekan kontolku jika sudah agak lelah ” OOuugghh…. aaagghhh… aaaaggghhh… Radit.. aku..nggak…kuat… yaaaachh… ” Begitu desahan Novita yang bikin aku malah tambah bergairah.

Semakin cepat pula aku menggerakkan kontolku yang dari tadi menyelinap dalam memeknya. Mungkin karena kerasnya akhirnya aku percepat goyanganku dan akupun mengerang secara tidak sengaja ” AAaaagghhh… aaaagghhh…. aaagghh…aku…. ke..luar… Ren… ooouuugggghhhhhh… ” Saat itulah tumpah sperma kental dari dalam kontolku. Benar-benar nikamt rasanya.


Kemudian aku menciumi Novita beberpa kali karena aku sudah merasa puas dengan memeknya, diapun memeluk tubuhku yang masih bugil. Di sofa itu kami saling berdekapan dalam keadaan telanjang bulat. Tiba-tiba aku melihat kalau Vita mengintip dari balik pintu kamarnya, diapun memandang dengan tatapan nafsu yang begitu memuncak padaku, akupun mengangguk padanya.

Vita tersenyum sepertinya dia mengerti maksudku. Aku harus mencari cara agar aku dapat memuaskan Vita juga dengan kontolku, hingga lebih puas aku melakukan cerita dewasa ini. Novita menciumku bertubi-tubi bahkan sampai-sampai dia kembali menindih tubuhku yang sedari tadi tanpa di tutup oleh apapun begitu juga tubuh bugil Novita, kalau saja malam itu ada orang tuanya. Habislan aku.

Kelik Games Online Terpercaya

Share:

Label

Arsip Blog

333
333
333