Cerita Seks Sekali Mendayung Dua Kerang Bulu Kudapatkan

Cerita Seks Sekali Mendayung Dua Kerang Bulu Kudapatkan

Cerita Sexsex Puas - saya menceritakan bagaimana saya diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu saya masih berumur 13 tahun oleh Sari, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Saya dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama.

Saya sebelumnya belum pernah
terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan saya mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang saya baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika saya duduk di bangku SMP.


Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti saya walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti saya cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak saya seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar- gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.

Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu saya ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Sari, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua.

Dengan hanya memandang tubuh Sari yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi saya untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata- nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut.

Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang- kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat saya adalah bisanya saya menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat saya. Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat saya menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut.

Sampai sekarangpun saya sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah saya, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan.

Yang terakhir barulah saya memasukkan batang kemaluan saya kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir. Setelah kesempatan saya dan Sari untuk bermain cinta (saya tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Sari dengan bebasnya akan datang kerumah saya hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu.

Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur saya, dan tidak lama kemudian sayapun segera menyusul. Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur saya.

Saya biasanya langsung menerkam pSaridaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian saya. Sari sangat suka apabila saya mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila saya sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.


Mungkin saking tegangnya saya didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, saya sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Sari selalu menyuruh saya untuk menjilat-jilat dan menyedot- nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum saya memasukkan penis saya kedalam liang peranakannya, dan setelah saya pompa hanya beberapa kali saja maka saya seringkali langsung menyemprotkan mani saya kedalam vaginanya.

Barulah untuk ronde kedua saya bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Sari bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga saya bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis saya lebih dalam kedalam sorga dunia. Sari juga sangat doyan mengemut-ngemut penis saya yang masih belum bertumbuh secara maksimum.

Saya tidak disunat dan Sari sangat sering menggoda saya dengan menertawakan “kulup” saya, dan setelah beberapa minggu Sari kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup saya sehingga topi baja saya bisa muncul seluruhnya. Saya masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup saya sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang.

Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis saya sampai saya merasa begitu kegelian dan kadang- kadang sampai saya tidak kuat menahannya dan mani saya tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya. Kadang-kadang Sari juga minta “main” walaupun dia sedang mens.

Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, saya tidak pernah mau mencium vaginanya karena saya perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling saya hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, saya tidak begitu menikmatinya dan biasanya saya cepat sekali ejakulasi.

Apabila saya mencabut kemaluan saya dari vagina Sari, saya bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani saya. Kadang- kadang saya merasa jijik melihatnya. Satu hari, kami sedang asyik- asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Sari sedang berada didalam posisi diatas menunggangi saya. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala saya sehingga saya bisa mengisap- isap pSaridaranya sementara dia menggilas kemaluan saya dengan dengan kemaluannya.

Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru. Saya sudah ejakulasi sekali dan air mani saya sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir.


Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang- erang sambil menekan saya dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Lilis ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur saya dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang) Saya sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Sari diam saja terlentang diatas tubuh saya.

Saya melirik dan melihat Lilis datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis saya sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot. “Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi. Lalu pelan-pelan Sari menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping saya tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Saya mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan saya .

“Lilis, Lilis. Kamu ngapain sih disini?” kata Sari lemas. “Lilis pulang sekolah agak pagi dan Lilis cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Putra,” kata Lilis tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan saya. Saya merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Sari tenang-tenang saja.

AGEN JUDI ONLINE UANG ASLI

“Lilis juga mau kancitan,” kata Lilis tiba-tiba. “E-eh, Lilis masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya. “Lilis mau kancitan, kalau nggak nanti Lilis bilangin Abah.” “Jangan Lilis, jangan bilangin Abah.., kata Sari membujuk. “Lilis mau kancitan,” Lilis membandel.

“Kalo nggak nanti Lilis bilangin Abah..” “Iya udah, diam. Sini, biar Putra ngancitin Lilis.” Sari berkata. Saya hampir tidak percaya akan apa yang saya dengar. Jantung saya berdegup-degup seperti alu menumbuk. Saya sudah sering melihat Lilis bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut saya dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil.

Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala? Sari mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan saya dan tangannya mengelus- ngelus penis saya yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali. “Sini, biar Lilis lihat.” Sari mengupas kulit kulup saya untuk menunjukkan kepala penis saya kepada Lilis. Lilis datang mendekat dan tangannya ikut meremas- remas penis saya.

Aduh maak, saya berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi saya diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Tempat tidur saya cukup besar dan Sari kemudian menyutuh Lilis untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat saya.

Saya duduk dikasur dan melihat tubuh Lilis yang masih begitu remaja. PSaridaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Sari kemudian merosot celana dalam Lilis dan saya melihat kemaluan Lilis yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya.

Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu saya melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Lilis merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Saya mengelus-elus bukit venus Lilis yang agak menggembung lalu saya coba merenggangkan pahanya.

Dengan agak enggan, Lilis menurut, dan saya berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Lilis. “Ibu, Lilis malu ah..” kata Lilis sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya. “Ayo, Lilis mau kancitan, ndak?” kata Sari. Saya mengendus kemaluan Lilis dan baunya sangat tajam.


“Uh, mambu pesing.” Saya berkata dengan agak jijik. Saya juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Lilis. “Tunggu sebentar,” kata Sari yang lalu pergi keluar kamar tidur. Saya menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Lilis dengan jari-jari saya. Lilis mulai membuka pahanya makin lebar. Sebentar kemudian Sari datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil.

Dia pun mulai mencuci kemaluan Lilis dengan handuk kecil itu dan saya perhatikan kemaluan Lilis mulai memerah karena digosok-gosok Sari dengan handuk tadi.
Setelah selesai, saya kembali membongkok untuk mencium kemaluan Lilis. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan sayapun menghirup aroma kemaluan Lilis yang hanya berbau amis sedikit saja.

Saya mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah saya dan Lilis-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Saya sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Lilis kelihatan sangat lembut ketika saya membuka belahan bibirnya dengan jari- jari saya, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

Saya isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika saya mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah saya, Lilis menggeliat- geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..” Saya kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis saya kearah belahan bibir kemaluan Lilis dan tanpa melihat kemana masuknya, saya dorong pelan- pelan.

“Aduh, sakit bu..,” Lilis hampir menjerit. “Putra, pelan-pelan masuknya.” Kata Sari sambil mengelus-elus bukit Lilis. Saya coba lagi mendorong, dan Lilis menggigit bibirnya kesakitan. “Sakit, ibu.” Sari bangkit kembali dan berkata,”Putra tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

Saya tidak tahu kemana Sari perginya dan sambil menunggu dia kembali sayapun berlutut didepan kemaluan Lilis dan sambil memegang batang penis, saya mempermainkan kepalanya di clitoris Lilis. Lilis memegang kedua tangan saya erat-erat dengan kedua tangannya dan saya mulai lagi mendorong. Saya merasa kepala penis saya sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit.

Saya sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Sari yang longgar dan penis saya tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Lilis yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Lilis mendorong tubuh saya mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa saya sadari, saya sudah mendorong lebih dalam lagi dan Lilis masih tetap kesakitan.


Sebentar lagi Sari datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis saya dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Lilis. Kemudian dia memegang batang kemaluan saya dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Lilis. Terasa licin memang dan saya-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Lilis meremas tangan saya sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, saya tidak tahu pasti.

Saya melihat Lilis menitikkan air mata tetapi saya meneruskan memasukkan batang penis saya pelan-pelan. “Cabut dulu,” kata Sari tiba- tiba. Saya menarik penis saya keluar dari lobang kemaluan Lilis. Saya bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga.

Sari kembali melumasi penis saya dan kemaluan Lilis dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis saya lagi untuk masuk kedalam lobang Lilis yang sedang menunggu. Saya dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Lilis. Aduh nikmatnya, karena lobang Lilis betul-betul sangat hangat dan ketat, dan saya tidak bisa menahannya lalu saya tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Lilis.

Lilis yang masih kecil. Saya juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Sari, ibunya sendiri. Lilis belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani saya. Saya juga tidak melihat reaksi dari Lilis yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Saya merebahkan tubuh saya diatas tubuh Lilis yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

Setelah beberapa menit, saya berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Lilis. Saya merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Sari sudah terangsang lagi setelah melihat saya menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah saya dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis saya yang sudah mulai lemas sehingga penis saya itu mulai menegang kembali.

Wajah saya begitu dekat dengan anusnya dan saya bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat saya sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan saya sedot dan jilat kemaluan Sari sepuas-puasnya, sementara Lilis menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Saya sudah mengenal kebiasaan Sari dimana dia sering kentut kalau
betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Sari kentut beberapa kali diatas wajah saya. Saya sempat melihat lobang anusnya ber- getar ketika dia kentut, dan sayapun melepaskan semburan air mani saya yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Sari. “Alangkah lemaknyoo..!” saya berteriak dalam hati. “Ugh, ibu kentut,” kata Lilis tetapi Sari hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

Hanya sekali itu saja saya pernah menyetubuhi Lilis. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi saya dan Sari terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu.

Saya masih ingat bagaimana saya selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya saya belum mengerti bahwa tubuh saya menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga saya yang dikuras untuk melayani Sari, tetapi saya selalu saya merasa ingin makan telur banyak-banyak.

Saya sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi saya selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Saya juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis saya menjadi semakin besar dan bulu jembut saya mulai menjadi agak kasar.


Saya tidak tahu apakah penis saya cukup besar dibandingkan suami Sari ataupun lelaki lain. Yang saya tahu adalah bahwa saya sangat puas, dan kelihatannya Sari juga cukup puas. Saya tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Saya tidak pernah melacur dan ketika saya masih kawin dengan isteri saya yang orang bule, walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, saya tidak pernah menyeleweng.

Klik Games-NYA

Tetapi saya akan selalu berterima kasih kepada Sari (entah dimana dia sekarang) yang telah memberikan saya kenikmatan didalam umur yang sangat dini, dan pelajaran yang sangat berharga didalam bagaimana melayani seorang perempuan, terlepas dari apakah itu salah atau tidak.
Share:

Cerita Seks Ketika Mertua Menginap di Ruma-KU

Cerita Seks Ketika Mertua Menginap di Ruma-KU

Cerita Sexsex Puas - Jojon 56 tahun, dengan perutnya gendut yg kebanyakan minum bir, kepalanya mulai botak dan sudah menduda selama 10 tahun. Setelah rumahnya dijual untuk membayar hutang judinya, dia terpaksa datang dan menginap di rumah putranya yg berumur 28 beserta menantu perempuannya. Sekarang dia harus menghabiskan waktunya dengan pasangan muda tersebut sampai dia dapat menemukan sebuah rumah kontrakan untuknya.

Diketuknya pintu depan dan Devina , menantu perempuannya yg berumur 24 tahun, muncul memakai celana pendek putih dan kemeja biru dengan hanya tiga kancing atasnya yg terpasang, memperlihatkan perutnya yg rata. Rambutnya yg berombak tergerai sampai bahunya dan mata indahnya terbelalak menatapnya.


“Papi, aku pikir papi baru datang besok, mari masuk”, katanya sambil berbalik memberi Jojon sebuah pemandangan yg indah dari pantatnya.

Dengan tingginya yg 175 itu, dia terlihat sangat cantik. Dia mempunyai figur yg sempurna yg membuat lelaki manapun akan bersedia mati untuk dapat bercinta dengannya.

“Rudian  masih di kantor, sebentar lagi pasti pulang.”
“Kupikir aku hanya nggak mau ketinggalan bus”, kata Jojon sambil duduk.
“Nggak apa-apa”, jawab Devina , membungkuk ke depan untuk mengambil sebuah mug di atas meja kopi.

Dengan hanya tiga kancing yg terpasang, itu memberi Jojon sebuah pemandangan yg bagus akan payudaranya, kelihatan sempurna. Memperhatikan hal tersebut menjadikan Jojon ereksi dengan cepat, dan dia harus lebih berhati-hati untuk menyembunyikan reaksi tubuhnnya. Devina  duduk di sofa di depan Jojon dan menyilangkan kakinya, memperlihatkan pahanya yg indah. Posisi duduknya yg demikian membuat pusarnya terlihat jelas ketika dia mulai bertanya pada Jojon tentang perjalanannya dan bagaimana keadaannya.

“Perjalanan yg melelahkan”, Jojon menjawab sambil matanya menjelajahi dari kepala hingga kaki pada keindahan yg sedang duduk di depannya.

Sudah lebih dari 5 tahun sejak Jojon berhubungan seks untuk terakhir kalinya. Setelah isterinya meninggal, Jojon sering mencari wanita panggilan. Tetapi hal itu semakin membuat hutangnya menumpuk, dan dia tidak mampu lagi untuk membayarnya. Devina  menyadari kalau kemejanya memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya pada mertuanya, maka dia dengan cepat segera membetulkan kancing kemejanya.

“Aku harus ke atas, mandi dan segera menyiapkan makan malam. Anggap saja rumah sendiri”, katanya sambil berjalan naik ke tangga.

Mata Jojon mengikuti pantat kencangnya yg bergoyg saat berjalan di atas tangga dan dia tahu bahwa dia memerlukan beberapa ‘format pelepasan’ dengan segera. Kemudian telepon berbunyi. Jojon mengangkatnya.

“Halo”
“Hallo, ini papi ya?”, itu Rudian .
“Ya Jo”, jawab Hans.
“Pi, aku khawatir harus meninggalkan papi untuk urusan bisnis dan mungkin nggak akan kembali sampai Senin. Ada keadaan darurat. Maafkan aku soal, ini tapi papi bisa kan bilang ini ke Devina , aku harus mengejar pesawat sekarang. Maafkan aku tapi aku akan telepon lagi nanti”. Mereka mengucapkan selamat jalan lalu menutup teleponnya.

Cerita Seks Ketika Mertua Menginap di Ruma-KU


Jojon memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar tidur utama, terdengar suara orang yg sedang mandi. Jojon menaruh koper-kopernya dan pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih. Jojon mengambil atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup. Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya dengan itu.

Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk ‘format pelepasan’ dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membaygkan seperti apa Devina  saat di atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Devina  bergerak naik turun pada k0ntolnya.

Jojon hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti. Dengan cepat Jojon menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Devina  muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yg membungkus tubuhnya. Jojon bisa langsung orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan mendapatkan yg lebih baik lagi.

Devina  melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya yg terangsang sedang mengintip tiap geraknya. Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama kali melihatnya Jojon memperoleh sebuah pemandangan yg sempurna dari pantat yg sangat indah itu.

Kemudian Devina  memutar tubuhnya yg semakin mempertunjukkan keindahannya. Memeknya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan sempurna, seperti yg dibaygkan Hans. Dia mulai mengeringkan rambutnya yg basah dengan handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Jojon menurunkan salah satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok k0ntolnya lagi. Devina  yg selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk memakainya.

Saat melakukannya, Jojon mendapatkan sebuah pemandangan yg jauh lebih baik dari pantatnya, dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yg berwarna merah muda terlihat sangat mengundang ketika pikiran Jojon membaygkan apa Devina  mengijinkan putranya memasukkan k0ntolnya ke dalam lubang itu.

Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Jojon ke garis akhir, saat dia menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Jojon mengemasi baarang-barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian.

Sesudah makan malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.

“Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Rudian  tapi karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya”, kata Devina  sambil berjalan ke lemari es.

“Ide yg bagus”, jawab Jojon memperhatikan Devina  membungkuk ke depan untuk mengambil botol wine.

Cerita Seks Ketika Mertua Menginap di Ruma-KU


Ketika Devina  mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas, memberi sebuah pandangan yg bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya. Jojon tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai tersusun dalam otak mesumnya.

Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Devina . Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Devina  sedang mengalami stress belakangan ini.

“Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu”, tawar Hans. Devina  dengan malas berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Jojon dan berbalik pada punggungnya lalu tangan Jojon mulai bekerja pada bahunya.

“Oohh, ini sudah terasa agak baikan”, dia merintih.

Jojon tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Devina  mulai mengaliri tubuhnya, membuat k0ntolnya mengeras. Mata Devina  kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati apa yg sedang dilakukan Jojon pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas k0ntol Jojonmembuat Jojon ereksi penuh.

“Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik”.
“Ini keahlianku”, jawab Jojon saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan k0ntolnya ke pantat Devina .

Devina  menyadari apa yg sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yg Jojon lakukan dengan pijatannya yg mulai ‘salah’ itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah akan mengkhianati dia. Dan baygan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia meletakkan kedua tangannya pada kaki Jojon saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari k0ntol Hans.

Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Hans. Tahu-tahu dia merasa sangat bergairah, dan dia ingin Rudian  ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Jojon tahu dia telah mendapatkannya.

“Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas”, ajak Jojon .
“Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat papi lelah”.

Ketika mereka memasuki kamar tidur, Jojon menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra putihnya yg menahan payudaranya yg sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya yg mengeras yg dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yg Devina  kenakan sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yg hampir tidak muat di pinggangnya. Devina  rebah pada perutnya ketika Jojon menempatkan dirinya di atas pantatnya.

“Begini jadi lebih mudah untukku”, kata Jojon saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Devina  bagian bawah.

Alkohol telah berefek penuh pada Devina  ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.

“Oohh Rudian ”, dia mulai merintih.

Jojon tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh menantu perempuannya yg cantik dan masih muda dan yg dipikirnya dia adalah suaminya. Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Devina . Jojon pelan-pelan mencium perutnya yg rata saat dia mulai melepaskan jeans Devina  dengan perlahan. Memek Devina  kini mulai basah saat dia bermimpi Rudian  menciumi tubuhnya.


Dengan hati-hati Jojon melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai celana dalam yg menutupi memeknya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit menarik ke samping kain celana dalam yg kecil itu dan mencium bibir memek merah mudanya. Memeknya lebih basah dari apa yg pernah Jojon baygkan. Devina  menggerakkan salah satu tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yg lainnya membelai rambut Jojon .

“Oohh Rudian ”, dia merintih ketika sekarang Jojon menggunakan lidahnya untuk menyelidiki memeknya.

K0ntolnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke atas tubuhnya.

“Jangan berhenti”, bisik Devina .

Dia sekarang menggerakkan k0ntolnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana dalam putih kecil yg menghalanginya memasuki memeknya. Jojon lebih melebarkan paha Devina , dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung k0ntolnya pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Devina  kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah persetubuhan yg panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan ‘memasuki’ menantu perempuannya yg cantik.

Dia menciumi lehernya saat menusukkan k0ntolnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Jojon mencengkeram kedua payudara itu dan menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Devina  kembali pada kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yg dia lihat. Mertuanya sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke memeknya dengan gerakan yg mantap, dan yg paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja.

Jojon melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Devina  dan meletakkannya di atas bahunya dengan jari kakinya yg menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk segala miliknya yg berharga.

“Oh tidak… hentikan… oh… Tuhan… kita nggak boleh… tolong.. ooohhh”, Devina  berteriak.

Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Jojon menyetubuhinya layakanya seekor binatang.

“Hentikan pi… ini nggak benar… oohh Tuhan”, Devina  berteriak dengan pasrah. Jojon melambat, dia menunduk untuk mencium bibir Devina .


Lutut Devina  kini berada di sebelah kepalanya sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Hans. Sesuatu telah mengambil alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling memeluk dengan erat. Jojon menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari sebelumnya, Devina  semakin menekan punggungnya. Jojon berguling dan Devina  kini berada di atas, ‘menunggangi’ k0ntol Jojon .

“Oh Tuhan, papi merobekku”, kata Devina  ketika dia meningkat gerakannya.
“Kamu sangat rapat, aku bertaruh Rudian  pasti kesulitan mengerjai kamu”, jawabnya.

Ini adalah memek yg paling rapat yg pernah Jojon ‘kerjai’ setelah dia mengambil keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan lalu menghisap puting susunya lagi.

“Tolong jangan keluar di dalam… oohh… papi nggak boleh keluar di dalam”.

Devina  kini menghempaskan Jojon jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Jojon merasa dia akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Devina . Dia kemudian menyuruh Devina  untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan k0ntolnya mengarah pada lubang pantatnya.

“Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan”, Devina  menghiba berusaha untuk lolos.

Tetapi itu tidak cukup untuk Hans. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Devina .

“Oohh Tuhan”, Devina  menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya.

Jojon mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung bebas, tergguncang ketika Jojon mengayun dengan irama mantap.

“Oohh papi bangsat”.
“Aku tahu kamu suka ini”, jawab Jojon dia mempercepat gerakannya.

Devina  tidak bisa percaya dia sedang menikmati sedang ‘dikerjai’ pantatnya oleh mertuanya.

“Lebih keras”, Devina  berteriak, Jojon memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras yg dia mampu. Ditariknya bahu Devina  ke atas mendekat dengannya dan menghisapi lehernya.

“Aku akan keluar”, teriak Hans.
“Tunggu aku “, jawabnya.

Jojon menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok memeknya, dan kemudian dia memasukkan 2 jari dan mulai mengerjai memeknya. Devina  menjerit dengan perasaan nikmat sekarang saat dalam waktu yg bersamaan telepon berbunyi. Devina  menjatuhkan kepalanya ke bantal ketika Jojon mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok memeknya.

“Halo… Rudian … ya dia menyambutku dengan sangat baik… ya aku akan memanggilnya, tunggu”, katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Rudian  tidak bisa dengar suara jeritan orgasme istrinya.

Klik Games-NYA

Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Devina . Dengan satu dorongan terakhir dia mulai menembakkan benihnya di dalam pantat Devina . Semprotan demi semprotan menembak di dalam pantat rapat Devina . Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Jojon di atas punggung Devina . K0ntolnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan memek Devina  yg terasa sakit, tangan yg lain meremas ringan payudaranya.

“Halo Rudian ”, kata Devina  mengangkat telepon.
“Tidak, kita belum banyak melakukan kegiatan… jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat… aku mencintaimu”.


Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama 5 menitan, Jojon masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Jojon mencabut jarinya yg berlumuran sperma dan menaruhnya ke mulut Devina . Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.

“Aku pikir lebih baik papi keluar”, dia berkata dengan mata yg berkaca-kaca.

Dia berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Jojon bisa lihat cairannya yg pelan-pelan menetes turun di pantatnya, dan menurun ke pahanya.
Share:

Cerita Seks Janda Yang Sakit Seks Yang Bernafsu

Cerita Seks Janda Yang Sakit Seks Yang Bernafsu

Cerita Sexsex Puas - Namaku Rendi, usiaku 26 tahun, aku telah berumah tangga, tepat di deket rumahku tinggal seorang wanita cantik berusia sekitar 34 tahunan, tanpa suami tinggal sendiri, namanya Irawati dia karyawan sebuah bank swasta di kotaku menurut tetangga dia istri simpanan dari seorang pejabat.


cerita ini bermula ketika suatu pagi aku sekitar pukul 05.00 aku sedang lari pagi, lewat depan rumah mbaku Irawati, komplek rumahku memang masi sepi kalau jam segitu, tanpa sengaja aku melihat mbak Irawati hanya menggunakan pakaian dalam membuka gorden yang menutupi jendelanya, dengan tersipu malu mbak Irawati langsung lari masuk ke ruangan ternyata dia juga tahu kalau aku melihatnya. sejak saat itu aku selalu memikirkan mbak Irawati meski aku sudah punya istri, istriku lah yang menjadi pelampiasan ku setiap sehabis melihat mbak Irawati pulang kerja.suatu hari istriku pergi ke rumah ibu nya di luar kota, aku tidaku bisa menemani karna memang banyak pekerjaan di kantor. aku berpikir inilah kesempatanku mendekati mbak Irawati, karena istriku akan di rumah ibunya selama seminggu, tapi apa cukup waktu segitu, cara demi cara aku pikirkan namun semuanya bakal buntu.

Ke esokan harinya aku menyempatkan lari pagi, aku lihat rumah mbak Irawati masih nyala lampunya, ah sepertinya dia masi tidur aku berputar memutari komplek,, tak lama kemuDiana aku melihat dia baru saja datang dengan mengendarai sepeda, membuka pagar rumahnya, suasana memang sepi sekali,aku pun berusaha mendekat
“hi mbak, darimana nih??” sapaku
“dari rumah temen mas” wajahnya yang menantang menjawabku
“nginep ya mbak?”
“iya mas” sambil gugup dia menjawabku sepertinya dia masi malu waktu itu pernah ku lihat hanya berpakaian dalam.

“ya sudah mbak capek kayaknya tuh mata masih merah, aku pulang dulu mbak, bersih2 rumah ga ada istri soalnya”
“hehe iya, emangnya kemana mbak Diana nya??”
“lagi ke rumah ibunya mbak, kangen katanya”
“ow… berapa hari mas?? kalo butuh bantuan bilang aj mas, sapa tau bisa bantu”
“wah kebetulan tuh mbak” pikirku melayang untuk meminta puaskan nafsuku
“kebetulan apa mas??”
“ehhh ga kok mbak bercanda, ya sudah aku pulang dulu ya?? o ya tar kerja kah? kalo capek tar aku anter ga papa kok”
“ga mas aku libur, lagi ga enak badan nih”
aku pun pergi menuju rumah, hubungan ini ga aku sia sia kan, sampai di rumah aku sms mbak Irawati, ternyata nyambung juga hingga akhirnya sms an sampe malem, kata2 ku sudah mulai menjurus pada sex, tenryata mbak Irawati sedikit ngebales meskipun akhirnya dia takut akan hubungan ku dengan istriku. namun aku jawab mumpung ga ada dia
esok pagi mbaku Irawati telpn aku ” mas tolong belikan obat donk, bisa kan?? pusing nih mau minta tolong sapa lagi aku ga taw”
“ok sayang” jawbku
“idih sayang di bom istrimu baru tau rasa lo”
hari sabtu adalah hari libur aku pergi membeli obat. setelah dapat aku masuk ke rumah mbak Irawati.
“mbak ini obatnya”
“iya mas bentar”


jrennnnggggg mbak Irawati memakai lingerie tapi agak tebal dikit lah berwarna biru muda, serentak senjataku bergejolak melihat tubuhnya yang putih serasa sengaja disuguhkan pada ku.
“masuk mas, silahkan duduk dulu” celana dalam nya telihat samar2 di balik gaun tipis itu
mataku bener2 dimanjakan olehnya
“silahkan diminum mas” sambil menyuguhkan teh dia merunduk dan belahan dadanya terlihat jelas. BH yang berwarna hitam telihat membungkus barang indah itu.
“makasi mbak” mataku kembali terbelalak ketika melihat paha mulus saat mbak Irawati duduk di depanku, mulailah pikiranku melayang
“mas rud… mas rud… malah nglamun” suaranya membangunkanku dari lamunan ku
“heh maaf mbak lagi berfantasi”
“hayo fantasi apa? cerita di bbm itu ya ?? mas Rendi ini bisa aja” sambil tertawa mbak Irawati menyingkap rambutnya.

“hhehe iya mbak diitnggal istri seminggu sih gini deh jadinya, apalagi mbak pakaiannya gitu, tambah deh”
“hahhaha cuma kelihat paha aja udah melayang nih mas Rendi”
“banget mbak, hahaha”
“mas maaf ya, aku sbenarnya sih g sakit, cuma akal akalan ku aja biar mas ke rumah, maaf ya ??
“wah parah, kirain sakit beneran, kawatir nih, yang lebih parah lagi adek ni berdiri trus ngeliat paha ma dada, tanggung jawab donk?”
“ye mulai deh minta ma bini sono” nadanya marah pada ku
“becanda, gitu aja amarah”
“iya ga papa, mas masukin tuh motor, temenin aku donk bentar aja mumpung ga ada bini mas katanya, haha”

Baca Juga: Sendiri Dirumah, Istri Diperkosa Supir

aku pun memasukkan motor ke garasi mbak Irawati, lalu aku masuk kembali, aku di ajak ke sebuah ruangan yang bagus sekali.
“mas ini aku namain ruangan surga, karna ini khusus kalo suami ku pulang, dia minta berhubungan disini, kedap suara soalnya ruangan ini mas, jadi meski teriak2 ga bakalan ada yang denger”
“wow keren juga ya mbak, boleh dicoba tuh mbak,” sambil duduk di kursi saya memandang ruangan itu. Bandar Judi Online Terpercaya 
“itu disana ada kamar mandi, disini lah mas kalo aku lagi pengen puasin diri sendiri” mataku terbelalak ketika mbak Irawati duduk dengan kaki terbuka, celana dalamnya tipis, shingga terlihat dengan jelas jembut dan kemaluannya
“eh iya mbak” sambil menahan aku menjawab
“liat ini mas? jangan diliat aja dong mas, dari kemaren aku tau kok mas … kalo kamu pengen aku, itu yang lagi berdiri masukin donk kesini” sambil menunjuk ms v nya mbak Irawati menantangku
“hmmm siap ” saya pun langsung telanjang bulat
“wow gede, enaku tuh, dah lama nih”
aku langsung menunduk karna mbak Irawati duduk sambil membuka kakinya di kursi, langsung kujilat kemaluannya
“ooughhhh….ssssssssshhhhh mas inget istri…. ahhh enakkkk”
celana dalam nya aku copot, lidahku tetap bergerilya di kemaluan mbak Irawati, sesekali dia mencengkeram rambutku sesekali dia menjarit
“ooughhhhhhhhhhhhh fuck”
menit2 demi menit berlalu, jari pun telah aku masukkan, jari yang semula kering kini di lumuri cairan putih dan bening,
“mas aku keluar kerasin……..oughhhhhhhhhh” Irawati mencapai orgasme nya
aku naik untuk mencumbu bibirnya, sambil kucopot BH yang menempel di dada nya, namun lingerie yang indah itu aku biarkan menghiasi tubuhnya, kecupan demi kecupan saling kita berikan, tangan ku bergerilya di gunung surganya, ku hisap pentilnya sesekali kugigit secara perlahan
“ough mas kamu ahli…ahhhhh sayang”
“oouugh mas udah dulu” sambil mengangkat kepalaku Irawati berdiri dan merunduk di depanku
“kumakan ya mas kontolmu ini” sambil mengocok dia mendekatkan mulutnya ke kontolku
aku pun cuma bisa menganggukkan kepala
“ouughhh sayang” desahku ketika kontolku di lumat habis
menit demi menit aku di kulum nya, aku merasakuan sedikit lagi aku orgasme, aku mengangkat kepala Irawati, kemuDiana dia lepaskan kulumannya
“ada apa mas?”
“ga papa aku mau orgasme berhenti bntar, pengen orgasme saat di dalam ini” sambil ku tunjuk vaginanya
“itu tar aja, ga adil tadi aku keluar di mulut kamu, sekarang harus di mulut juga” langsung mengulum kembali penisku, di kocok sekeras munngkin
“ouughhhhhh,,,, aku kluar… crotzzz” beberapa menit kemuDiana aku orgasme dalam mulut Irawati, dia lari ke kamar mandi sambil memuntahkan sperma ku, meski dia menlean dikit tapi masih banyak spermaku yang di mulutnya
“widih masih siap tempur” sapanya dari kamar mandi, sambil meminum pil KB, kemuDiana Irawati berjalan ke tepi kasur, dan membuka kakinya
“hehe iya donk barang bagus nih” sambil kudekati Irawati aku peluk sambil cium
“buruan sayang ga tahan nih lubang dari tadi nganggur” tanpa pikir panjang langsung aku masukin
“ooouughhhh” desahan bersama sambil bercumbu kembali, aku gerakukan maju mundur penis in terasa menghujam lubang sempit yang membuat saraf2 di otaku bekerja dengan senang, Agen Judi Online Terbaik 
“mas… oouughhhh ” desah Irawati
“mass…. kerasin donk…. ahhhhhh… shhhhhhh” desah Irawati sambil menggoyang badannya
aku kerasin doronganku dengan sekali2 aku dorong penuh sehingga rasanya penis ini menyentuh pangkal di dalam
oouughhh masssss lov u….. ahhhhhhhhhh
setelah beberapa menit Irawati menariku untuk di bawah tancapkan lah penisku kedalam vaginanya “ouughhhhhhh”
selang beberapa menit Irawati orgasme, gesekan yang dilakukan sangat keras gerakan naik turunnya bener2 ajib, sampai terdengan suara “plok..plok”
“aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh maaaaaaaaaaaaassssssssss aku kluar…. cairan sperma ku banyak terasa mengalir di penisku
kemuDiana aku tarik Irawati untuk berciuman
setelah itu Irawati aku ajak dogy style, nafsu yang menyelimuti kita menjadikan gaya ini sedikit brutal berulangkali Irawati berteriak dan bunyi yang di sebabkan tumbukan antara paha ku dan pantatnya sangat keras……..
beberapa menit aku angkat tubuh Irawati menuju tembok, aku hujam di atas pangkuanku
“ouughhhhh luar biasa mas” desahnya sambil tersenyum
selang beberapa menit aku merasakan hampir orgasme

Klik Games-NYA

“sayang aku beri kamu anak ya?” kataku sambil menggendongnya untuk kembali berbaring
“kalo bisa coba aja” candanya sambil memegang penisku untuk di arahkan ke lubangnya kembali
aku pun kembali menghujam vaginanya dengan penis ku, keras dan cepat tapi kadang aku menurunkan ritme dengan pelan2 tapi menusuk
“oughhhh masssssssss”
aku tersenyum sambil meronta keenakan
“mas aku mau keluar lagi……shhhhhhhhhh….. kerasin……..”
“aku juga sayang….oughhhhhhhhhhhh” tambah cepet aku genjot Irawati
beberapa menit kemuDiana
“oooouwwwwwwwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh 3 kaaaaaaliiiiiiiiiiiiiii…. kumu hebat sayang” desah Irawati sambil mengejangkan tubuhnya memelukku
“ougggggggghhhhhhhh ini bentar lagi”
plok2 plok2…… suara penisku menghujam memeknya yang basah sekali
“crotzzzzzzzz…..zrotssssss” spermaku keluar di dalam vagina Irawati, akhirnya aku bisa menikmati Irawati dengan penuh…. kupeluk Irawati dan ku ciumi dan kujilati dad nya
“mas jangan pulang dulu, aku masih butuh kamu nanti” ucapnya pada ku
aku pun tersenyum, lalu ku kecup keningnya
hari itu aku benar2 ga pulang ke rumah sampai keesokan harinya
Hanya waktu istriku telpon … aku bilang lagi di rumah capek mau kemana2, begitu pula Irawati, padahal setelah telpon itu selesai permainan liar kami berlanjut


ketika istriku di rumah, aku dan Irawati masih sering ketemu dan melakukan hubungan ini di hotel, suatu saat Irawati memintaku memberinya anak, meski aku tidak usah bertanggung jawab akan hal itu karena dia bilang kalo itu anak dr suaminya yang datang sehari sebelum itu… kini Irawati sudah pindah dari komplek rumahku bersama anak hasil hubungan kami, namun komunikasi kami masih terjaga, sesekali kami bertemu di suatu kota untuk semata2 melakukan hubungan sex tidak lebih, dia tau aku sangat mencintai istriku.
Share:

Cerita Seks Ngasih Perawanku ke Suamiku Nanti

Cerita Seks Ngasih Perawanku ke Suamiku Nanti

Cerita Sexsex Puas - Peristiwa ini mula mula terjadi saat aku menjadi guru, yaitu tugas dari kuliah untuk mengajar di sekolahan SMA swasta, dari situ aku mengenal salah satu cewek dia juga muridku, hanya cewek ini yang naksir padaku yang lainnya gak sama sekali, perkenalkan terlebih dahulu namaku Agus aku semester 6 dan sekarang berada di sekolah Bandung.


Hari senin setelah mengurus surat ini itu dari kampus, aku langsung ditugaskan oleh Kepala Sekolah SMA tersebut untuk langsung mengajar matematika untuk murid kelas XI. aku kebagian 4 sesi di kelas pagi dan 2 sesi di kelas siang.

Pertama kali mengajar di kelas, aku berkata dalam hati “Astaga, ini sekolah apaan? Aku ngomong ga ada yang ngedengerin. Mana cewek-ceweknya pake rok pendek semua!”

Keesokan harinya aku kembali ke sekolah dengan perasaan galau dan cemas. Jangan-jangan aku salah pilih karir menjadi guru, aku tak berbakat mengajar. Anak-anak tak ada yang mendengarkan waktu aku sedang bicara.


Tetapi ternyata ada satu hal yang membangkitkan semangat aku. Di sesi kelas siang ada murid perempuan yang bernama Diana. Kulitnya sawo matang, rambut sepunggung, tingginya kira-kira 158 cm. Mukanya tak terlalu cantik, tetapi manis banget kalau lagi senyum.

Dan yang lebih penting, kelihatannya ia satu-satunya murid yang kelihatan antusias kalau aku lagi mengajar. Dalam benak aku sempat terlintas hal yang tidak-tidak, namun pikiran itu aku buang jauh-jauh.

“Aku seorang guru. Aku akan menjaga integritas almamater dan profesiku” kata aku dalam hati.

Tetapi semakin hari kemolekan tubuh Diana malah semakin menggoda saya. Seringkali aku mengintip paha mulusnya dan terkadang terlihat CDnya yang berwarna putih. Apalagi aku tahu ia juga suka pada saya. Karena tiap aku masuk kelas, teman-temannya pasti menggodanya. Sampai suatu hari aku mengadakan ulangan pertama untuk anak-anak kelas XI. Lalu hal yang sangat mengejutkan pun terjadi. Waktu aku memeriksa lembar jawaban Diana, ada tulisan “Pak Agus ini nomer hp saya: 0813********”.

Perasaan aku campur aduk saat itu. “Telfon jangan yah” kata aku dalam hati. Kalau aku telfon, artinya aku sudah menjatuhkan martabat profesi aku sebagai guru. Kalau aku tak telfon, aku akan menyesal karena tugas aku sebagai guru PKL hanya tinggal 2 minggu lagi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menelfon Diana malam itu juga.


Anehnya, waktu aku telfon, seolah-olah antara aku dan Diana sudah seperti teman lama, tak ada batasan antara guru-murid. Yah, mungkin karena waktu itu juga umur aku masih 22 tahun, sedangkan Diana masih 17 tahun, jadi tak terlalu jauh. Akhirnya kami janjian untuk jalan bareng hari sabtu sesudah ia selesai kelas olah raga.

Hari sabtu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kami sengaja janjian bertemu di mall. Waktu bertemu, ia masih mengenakan kaos olahraga SMA yang longgar dan rok SMA. Sehingga kalau menunduk, terlihat jelas toketnya yang montok. Darah aku langsung mendidih melihat Diana. Langsung aku keluarkan jurus-jurus penakluk,

“Diana, kita ke tempat kak Agus aja yuk, nonton VCD atau apalah. Soalnya kalau dilihat orang ngga enak”.

Awalnya Diana menolak karena awalnya ia mau mengajak makan dan nonton. Tetapi karena aku paksa, lama-lama ia mau juga. aku girang setengah mati. “Yes..berarti ia bisa dipake” batinku.

Sesampainya di tempat kost saya, awalnya kami cuma nonton VCD sambil ngobrol-ngobrol. Lama kelamaan, topik pembicaraan kami mulai mengarah ke masalah pacar, sex dan lain-lain. Karena terbawa suasana, entah siapa yang memulai duluan, tiba-tiba kami sudah berciuman.


Bibir aku dan bibir Diana berpagutan saling mengulum penuh nafsu. Wangi mulutnya sangat khas. Lalu ia mulai menjilat-jilat telinga dan leher saya.

“Buset, kayaknya udah ahli ni orang” batinku. Karena nafsu sudah di ubun-ubun, aku mulai menyisipkan tangan aku kedalam kaos olahraga Diana dan aku remas-remas toketnya.

Nafas Diana semakin memburu sewaktu kulepas kaos dan BHnya. Meskipun kulitnya sawo matang, putingnya berwarna coklat terang. Ukurannya tak terlalu besar, mungkin 34B. Tetapi sangat padat.

Diana membalas dan mulai membuka kemeja saya. Tangannya masuk kedalam celana aku dan mulai meremas-remas kontol saya. Lidahnya menjilat-jilat putting aku dan tangannya tak berhenti meremas-remas kontol saya. Tak sampai 5 menit, kami berdua sudah telanjang bulat. Tanpa disuruh, Diana sudah langsung menciumi kontol saya.

Yang sangat membuatku kagum, ia meludahi seluruh kontol aku sampai benar-benar basah, mengocoknya, dan baru mulai menghisap dengan mulutnya dengan gerakan naik-turun.

“Edaaan” kata aku dalam hati. Pasti ia sering main beginian. Saking enaknya, baru 3 menit dihisap aku sudah tak tahan ingin keluar. Tiba-tiba sperma aku muncrat di ujung mulut Diana.

“Yah, Kak Agus, ko udah keluar?” katanya.

“Tenang aja, aku masih bisa kok” kata saya.

Sekarang gantian aku yang menjilati memeknya. Ia menggelinjang keenakan waktu aku menghisap-hisap klitorisnya. Perlahan-lahan, kontol aku naik kembali karena wangi memeknya itu enak banget. Tetapi hal yang mengejutkan kemudian terjadi. Waktu aku mau menusuk memeknya dengan jari tengah saya, ia menolak. Ternyata ia masih perawan! aku masih duduk keheranan.

“Hah, kamu masih perawan?” kata saya.

“Iya kak” timpanya.

Lalu ia bilang “kita petting aja yah.. enak juga kok”.


Ini pengalaman baru untuk saya. Ternyata enak juga. Jadi posisi sayau duduk, kontol dilipat keatas dan ia duduk diatas aku sambil menggesek-gesekan memeknya ke kontol saya. Setengah jam berlalu, ia sudah keluar berkali-kali, tetapi kontol aku malah lecet.

“Diana…kalo gini terus punya kak Agus sakit, kita udahan dulu aja yah”.

Melihat raut muka kecewa saya, Diana terlihat merasa bersalah.

“Duh maaf yah kak Agus. Aku udah janji mau ngasih perawanku ke suamiku nanti. Tetapi kalau ka Agus mau, masukin aja ke belakang”.

Tanpa pikir panjang, karena sudah tanggung aku pun menyetujuinya. aku mulai mengoleskan hand & body lotion dari kepala sampai ujung kontol saya, dan tak lupa anus Diana aku tusuk-tusuk dengan jari tengah saya.

Setelah Diana sudah merasa nyaman, dengan gaya doggy style aku pun mulai memasukkan kontol aku kedalam anusnya dengan sangat perlahan. Untunglah barang aku tak terlalu besar, yah paling 12 cm.

Ternyata sulit juga karena ia terkadang merasa kesakitan sehingga harus mulai dari awal lagi. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya seluruh kontol aku masuk kedalam anus Diana. Ternyata sensasinya luar biasa, anusnya sangat sempit dan rasanya seperti disedot-sedot vacuum cleaner.

Saya pun mulai menggerakan pantat aku maju-mundur. aku menyodomi Diana sambil tangan aku meremas-remas toketnya dan mulut aku menciumi leher belakangnya. Diana pun ternyata mengalami sensasi yang luar biasa, karena lenguhannya terdengar semakin keras.

Kemudian kami berganti posisi. aku duduk disofa dan Diana jongkok membelakangi saya. Ini pemandangan yang luar biasa karena pantatnya yang indah tampak semakin besar.

Anus Diana menggenjot kontol aku dengan gerakan jongkok naik-turun. aku juga mempercepat genjotan aku dan tak lama kemudian pejuh aku muncrat dan berhamburan di dalam anus Diana.

Klik Games-NYA


Semenjak hari itu, aku dan Diana beberapa kali melakukan anal sex sampai kemudian tugas aku sebagai guru PKL di sekolahnya berakhir. aku pernah melakukannya di WC guru, juga sehabis kelas olah raga. aku juga pernah melakukannya di WC sebuah mall di Bandung.

Aku kehilangan kontak dengan Diana semenjak aku ditugaskan di sebuah SMA di Jakarta, hingga kemudian aku menikah dengan rekan sesama guru.
Share:

Label

333
333
333