Cerita Seks Saya Perbudak Seks Tante Om Saya

Cerita Seks Saya Perbudak Seks Tante Om Saya

Cerita Sexsex Puas - Ketika Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di kamar Tante Pitri, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun ada yang sudah berumur diatas 36 tahun seperti Tante Pipit dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain.

Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Pipit (39 tahun) dan Tante Ririn (37 tahun).

Aku telepon rumah Tante Pipit dan Tante Ririn. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Pipit dan Tante Ririn sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.
“Ada apa sih Radit?” tanya Tante Pipit yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
“Duduk dulu Tante,” jawabku.
“Iya ada apa sih?” tanya Tante Ririn yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.


“Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Pipit lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.
“Darimana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Pipit panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.
“Radit.. apa-apaan ini, darimana barang ini?” tanya Tante Ririn dengan tegang.
“Hhhmm.. begini Tante Pipit, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Pitri saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.

“Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Ririn.
“Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.
“Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Pipit dengan ketus.

“Iya Radit, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Ririn memohon.

“Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,” kataku.

“Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Pipit dan Tante Ririn dengan marah dan menundingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

“Bagaimana Tante?”
“Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Ririn sambil menepis tanganku.

“Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!” Tante Pipit menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.
“Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!” kataku lagi.


Kulihat kananku Tante Pipit tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
“Tante-Tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Pipit lemas.
“Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.
“Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?”
“Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Ririn.
“Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.
“Kamu jangan macam-macam Radit, hardik Tante Pipit.”
“Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Ririn sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Pipit sambil merengut marah.

Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Pipit walau sudah berusia 39 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat.

Tidak kalah dengan tubuh Tante Ririn yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

“Sudah Radit?” tanya Tante Pipit sambil mulai memakai bajunya kembali.
“Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.

“Kurang ajar kamu,” kata Tante Ririn setengah berteriak.
“Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.
“Baiklah,” balas Tante Pipit ketus,
“Apalagi yang mesti kami lakukan?”
“Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.
“Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.
“Begini Radit, Cepat ya,” balas Tante Ririn sambil membuka lebar kedua pahanya.
Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.
“Tante Pipit juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

“Beginikan,” jawab Tante Pipit yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.
“Radit pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Pipit sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Ririn. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Pipit dan Tante Ririn.
“Sudah belum, Radit.. Ess..,” kata Tante Pipit sedikit mendesah.
“Eeemmhh.. uuhh.. jangan Radit, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Ririn juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
“Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Pipit dan Tante Ririn yang mulai membasah.
“Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.


“Ohh.. Itu klitoris namanya Radit, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Pipit menahan geli.
“Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Ririn.
“Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Pipit dan Tante Ririn.
“Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.
“Boleh dimasukin jari nggak Tante?”
Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Ririn dan Tante Pipit yang makin mendesah-desah tidak karuan,
“Jangan Radit, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Ririn.
“Jangan lho Radit.. sshh..,” desah Tante Pipit sambil tangannya meremasi sofa.
“Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.
“Aaahh.., Radit..,” desah Tante Pipit dan Tante Ririn bersama-sama mersakan jari Radit menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
“Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Pipit dan Tante Ririn mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

“Bagaimana Tante Pipit,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
“Saya cium ya vagina Tante Pipit ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Ririn,” kataku.
“Jangan.., sshh.. Radit.. ena.., rintih Tante Pipit sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
“Gimana Tante Pipit, geli tidak..,” tanya Radit.
“Ssshh.. Radit.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
“Teruss.. Radit,” desis Tante Pipit tak kuat lagi menahan nafsunya.


Sementara Tante Ririn memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Pipit kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan
“Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Pipit merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.
“Tante Pipit keluar Radit..,” desah lemas Tante Pipit dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Pipit sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Ririn dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Pipit Tante Ririn juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.
“Aah ss.., Radito,.., enak ss..,” rintih Tante Ririn sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.

Tante Ririn di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Ririn, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Ririn yang ssudah basah itu,
“Teruss.., Radito.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Ririn merasakan orgasme pertamanya. Radit lalu duduk diantara Tante Pipit dan Tante Ririn.
“Gantian dong Tante, punyaku sudah tegangnih,” menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Pipit dan Bullik Ririn. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.
“Kamu nakal Radit, ngerjain kami,” kata Tante Pipit sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
“Iya.., awas kamu Radit.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Ririn sambil memasukkan penisku kemulutnya.

“Ssshh.. Tante.. terus..,” rintih Radit sambil menekan kepala Tante Ririn yang naik turun di penisnya. Tante Pipit terus menjilati penisku gantian dengan Tante Ririn yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.
“Sudah.. Tante, Radit nggak kuat lagi..,” rintih Tante Ririn sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.


“Tunggu dulu ya Tante Pipit, biar saya dengan Tante Ririn dulu,” kataku sambil menarik kepala Tante Pipit yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.
“Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Ririn dan berlutut diantaranya.

“Cepatss.. Radit,” desah Tante Ririn sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Ririn panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Ririn mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Ririn untuk menjilati vagina Tante Pipit yang jongkok diatas mulutnya.

“Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Pipit setiap kali lidah Tante Ririn memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Ririn tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Pipit. Tiba-tiba Tante Ririn mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya. “Ahhss.. Radit Tante keluar.. ”
“Sudah keluar ya Tante Ririn, sekarang gilran Bu Pipit ya,” kataku sambil menarik Tante Pipit untuk naik kepangkuanku.


Tante Pipit hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Pipit Lalu Aaahh.. desah Tante Pipit merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Pipit sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.
“Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.
“Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Pipit sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
“Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Pipit untuk menungging.

Kusetubuhi Tante Pipit dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Pipit mempunyai vagina lebih enak dari Tante Ririn yang berusia lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Pipit, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

“Ssshh.. Radit, Tante mau keluar..” rintih Tante Pipit.
“Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
“Aaahh ss.., Tante Pipit keluar..,” melenguh panjang.
“Saya belum, Tante,” kataku kecewa.
“Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Pipit jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.
“Terus, Tante enak ss..,” rintihku.


Melihat hal itu Tante Ririn bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Pipit dan Tante Ririn.
“Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.
Share:

3 komentar:

  1. Mau menang banyak dengan modal sedikit..
    Ayo gabung di Agen Judi Online ESIABET,me
    Dan dapatkan Hadiah utama sebesar Rp.2.000.000

    Promo Bonus Menarik Dari ESIABET
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%

    NB: Menang berapapun anda pasti kami bayar !!!

    Untuk Info Pendaftaran :
    🌐 WEB : WWW . ESIABET . ME
    ☎ WA : 85569988390
    📱 LINE : ESIABET77
    📱 INSTAGRAM : BANDARESIABET303

    BalasHapus
  2. Join Segera dan coba keberuntungan anda bersama
    ESIABET .ME
    B.O AMAN TERBAIK DAN TERPERCAYA
    MINIMAL DEPO & WD HANYA RP.25.000
    ??????????????????
    MIN BET Rp.10.000
    MIN BET PARLAY Rp.5.000
    Menyediakan 4 Pasaran : SBOBET,IBCBET,CM368,OPUSGAMING
    ??????????????????
    Dengan 1 User ID Kamu Sudah Bisa Bermain Semua Permainan :
    ?? SPORTBOOK
    ?? LIVE CASINO
    ?? POKER ONLINE
    ?? TOGEL SGP
    ?? SABUNG AYAM
    ?? SLOT GAMES
    ??????????????????
    BONUS MENARIK DARI ESIABET :
    - UANG TUNAI SEBESAR 2.000.000
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%
    ??????????????????
    *KONTAK KAMI
    ?Whatapps: +85569988390
    ??FB : MAFIA BOLA
    ??IG = BANDARESIABET303

    BalasHapus
  3. ????E S I A B E T????
    Link Pendaftaran ?? www.esiabet,me
    Cari Situs Casino Online Teraman & Terpercaya Di Indonesia??
    Dan dapatkan Hadiah utama sebesar Rp 2.000.000

    Dapatkan juga bonus special :
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%

    ? Minimal Deposit ?? 25.000
    ? Minimal Withdraw ?? 25.000

    NB: 100% kami akan membayar kemenangan anda secara penuh dan lunas.

    ??????????????????
    *KONTAK KAMI
    ?Whatapps: +85569988390
    ??FB : MAFIA BOLA
    ??IG = BANDARESIABET303

    LINK PENDAFTARAN
    www,esiabet,me

    BalasHapus

Label

Arsip Blog

333
333
333