Cerita Seks Hangatnya pisang ambon Ayah Tiri-KU

Cerita Seks Hangatnya pisang ambon Ayah Tiri-KU

Cerita Sexsex Puas - Sang ayah tiri meneguk air liur setiap menyaksikan pinggang, pinggul dan pantat Riana yang indah dan seksi,apalagi bila Riana sedang berjongkok mengepel lantai dengan pakaian seadanya, wah, Robin melotot matanya. Timbullah hasratnya untukmenyaksikan tubuh sang anak tiri yang indah polos tanpa pakaian.

Robinmendapat akal, suatu hari ketika Riana dan ibunya sedang keluar rumah,Robin bekerja keras membuat lubang di dinding kamar mandi yang hanya terbuat dari papan.


Suatu hari ketika Riana hendak pergi mandi Robin bersiap menunggusambil mengintip dari lubang kamar mandi yang telah dibuatnya, Riana memasuki kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk melilit ditubuhnya, setelah mengunci pintu kamar mandi dengan tanpa ragu Rianamelepaskan handuknya, Robin menelan liurnya menyaksikan pemandanganindah yang terpampang di depan matanya, pemandangan indah yang berasaldari tubuh indah anak tirinya, tubuh yang begitu sekal padat, rampingdan mulus itu membuat gairah Robin bergejolak, apalagi sepasang payudarayang begitu mulus dengan sepasang puting susu berwarna merah jambumenghias indah di puncak payudara yang sekal itu, mata Robin melirik kearah selangkangan gadis itu tampak bulu-bulu halus indah menghias disekitar belahan kemaluan perawan itu yang membukit rapat. Semua itumembuat dada Robin bergetar menahan nafsu, membuatnya semakin penasaraningin menikmati keindahan yang sedang terpampang di depan matanya. Robintahu Riana sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.

Pada malam berikutnya, Robin dengan sabar menunggu. Begitu Rianamemasuki kamar mandi, Robin membarenginya dengan memasuki kamar Riana.Robin menunggu dengan jantung berdebar keras, begitu Riana masukkembali ke dalam kamarnya dan mengunci pintu Robin muncul dari baliklemari, Riana terbelalak, mulutnya menganga, buru-buru Robin meletakkantelunjuk ke mulutnya, isyarat agar Riana jangan berteriak, Rianamundur beberapa langkah dengan ketakutan. Robin maju dan tiba-tibamenyergapnya Riana siap menjerit, tetapi Robin dengan cepat menutupmulutnya. “Jangan menjerit!”, Robin mengancam. Riana semakin ketakutan,badannya gemetar. Robin memeluk gadis yang masih murni itu,

menciumibibirnya bertubi-tubi. Riana terengah-engah. “Jangan takut, nantikuberi uang”, kata Robin dengan nafas menggebu-gebu. Bibir Riana terusdiciumi, gadis itu memejamkan matanya, merasakan nikmat, dengan mulutterbuka. Tanpa sadar, rontaan Riana mulai melemah, bahkan kedualengannya memanggut bahu Robin. Sekilas terbayang adegan di buku pornoyang pernah dilihatnya.


Alangkah gembiranya Robin ketika Riana mulai membalasciuman-ciumanya dengan tak kalah gencarnya. “Pak, Pak jangan…!”,Walaupun mulutnya berkata jangan, tetapi Riana tidak mengadakanperlawanan ketika gaunnya di lepas. Dalam sekejap, Riana hanyamengenakan beha dan celana dalam saja, itupun tidak bertahan lama. Robinmencopoti bajunya sendiri. Riana menghambur ke tempat tidur danmenutupi tubuhnya dengan selimut, Riana menghadap tembok, menunggudengan dada bergetar, di hatinya terjadi pertentangan antara nafsu dankeinginan untuk mempertahankan kehormatannya, namun nafsulah yangmenang. Selimut yang menutupi tubuh ditarik, Riana dipeluk daribelakang dan dirasakannya hangatnya pisang ambon Robin mengganjal danmenggesek-gesek di belahan pantatnya, Riana menggigil.

Dengan bernafsu Robin menciumi kuduk Riana, gadis itumenggelinjang-gelinjang, rasa nikmat menyelusup ke pori-porinya. Robinmembalikkan tubuh Riana hingga telentang, gadis itu meronta hendakmelepaskan diri, Robin menindihnya, tangannya meraba-raba bongkahan buahdada Riana. Dada yang ranum dan sehat, yang selama beberapa hari inimengisi khayalan Robin. Kembali rontaan-rontaan Riana melemah,dirasakannya kenikmatan pada buah dadanya, yang diciumi Robin denganberganti-gantian. Dada yang kenyal dan masih segar itu bergetar-getar,Robin membuka mulutnya dan melahap putingnya yang merah jambu. Rianamenjerit lirih, tetapi segera tenggelam dalam erangan kenikmatan. “Pak,mm.., mm.., ja..ngan ssshh mmphh…, sshh..”.

Akhirnya Riana tidak lagi memberontak, dibiarkannya payudara kiridan kanannya dijilati dan dihisap oleh Robin. Aroma harum yang terpancardari tubuh perawan itu benar-benar menyegarkan, membuat rangsanganbirahi Robin semakin naik. Kedua bukit indah Riana semakin mengeras danmembesar, puting yang belum pernah dihisap mulut bayi itu kian indahmenawan, Robin terus mengulum dan mengulumnya terus.
“Pak, Saya.., takuut”, Suara Riana mendesah lembut.

“Jangan takut, tidak apa-apa nanti kuberi uang..”, dengan napas memburu.
“Ibu, pak. Nanti ibu bangun.., sshh.., aah..”.

“aakh.., ibumu tidak akan bangun sampai besok pagi, ia sudah kuberi obat tidur”.
Riana mulai mendesah lebih bergairah ketika tangan Robin mulaibermain di bukit kemaluannya yang membengkak. Robin menekan-nekan bukitindah itu. “Kue apemmu hebat sekali”, bisik Robin sambil berkali-kalimeneguk air liurnya, tangan Robin menguak belahan kue apem itu. Rianayang semula mengatupkan pahanya rapat-rapat kini mulai mengendurkannya,bagaimana tidak? Sentuhan-sentuhan tangan Robin yang romantismendatangkan rasa nikmat bukan kepalang apalagi batang kemaluan lelakiyang tegak itu, menggesek-gesek hangat di paha Riana danberdenyut-denyut. Sebenarnya Riana ingin sekali menggenggam batangkemaluan yang besarnya luar biasa itu.

Sementara itu Robin menggosok-gosokkan tangannya ke bukit kemaluanyang ditumbuhi rambut halus yang baru merintis indah menghiasi bukititu. “Sssssh…, mmh…, sssh…, aakh..”, Mata Riana membeliak-beliak danpahanyapun membuka. Robin menggesek-gesekkan kepala penisnya di bibirvagina Riana yang masih rapat walau sudah dikangkangkan. Secaranaluriah Riana menggenggam batang penis Robin, ia merasa jengah,keduanya saling berpandangan, Riana malu sekali dan akan menarikkembali tangannya tetapi dicegah oleh Robin, sambil tersenyum, lelakiyang cukup ganteng itu berkata, “Tidak apa-apa, Riana! Genggamlahsayang, berbuatlah sesuka hatimu!”.

Dan dengan dada berdegup Rianatetap menggenggam batang penis yang keras itu. Robin merem-melekmenikmati belaian dan remasan lembut pada batang penisnya. Sementaraitu tangan Robin mulai menjelajahi bagian dalam kemaluan Riana, gadisitu menjerit kecil berkali-kali. Bagian dalam kemaluannya telah basahdan licin, ujung jari Robin menyentuh-nyentuh clitoris Riana. Rianamenggelinjang-gelinjang.

“Bagaimana Mar?”, tanya Robin.

“Enaakh…, Paak!”, Jawab Riana.


Robin semangkin gencar menggempur vagina Riana dengan jaritangannya. Lalu Robin menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Riana.Dipandanginya belahan vagina yang begitu indahnya, menampakkan bagiandalamnya yang kemerahan dan licin. Robin menguakkan bibir-bibir kemaluanitu, maka kelihatanlah clitorisnya, mengintip dari balik bibir-bibirkemaluan Riana, Robin tidak dapat menahan dirinya lagi, diciumnyaclitoris Riana dengan penuh nafsu. Riana menjerit kecil.

“Kenapa Riana? Sakit?”, tanya Robin di sela kesibukannya.

Mariana menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kakinya. Denganbernafsu Robin menjilati vagina Riana dan lidahnya menerobos menjilatibagian dalam dari kemaluan Riana, melilit dan membelai clitorisnya.Riana semakin tidak tahan menerima gempuran lidah Robin, tiba-tibadirasakannya dinding bagian dalam kemaluannya berdenyut-denyut sertaseluruh tubuhnya terasa menegang dan bersamaan dengan itu ia merasakansesuatu seperti akan menyembur dari bagian kemaluannya yang palingdalam.

“aakh…, uuggh…, Paakk..”, Riana mendesah seiring menyemburnya airmani dari dasar lubuk kemaluannya. Sementara Robin tetap menjilatikemaluan Riana bahkan Robin menghisap cairan yang licin dan kental yangmenyembur dari kemaluan Riana yang masih suci itu, dan menelannya.

“Sungguh nikmat air manimu Mar”, bisik Robin mesra di telinga Riana.Sementara Riana memandang memelas ke arah Robin, dan Robin mengerti apayang diingini gadis itu, karena iapun sudah tidak tahan seperti Riana.Batang kemaluan Robin sudah keras sekali. Besar dan sangat panjang.Sedangkan bukit kemaluan Riana sudah berdenyut-denyut ingin sekalidimasuki penis Robin yang besar. Maka Robinpun mengatur posisinya di atastubuh Riana. Mata Riana terpejam, menantikan saat-saat mendebarkanitu. Batang penis Robin mulai menggesek dari sudut ke sudut, menyentuhclitoris Riana. Riana memeluk dan membalas mencium bibir ayah tirinyabertubi-tubi. Dan akhirnya topi baja Robin mulai mencapai mulut lubangkemaluan Riana yang masih liat dan sempit. Dan Robinpun menekanpantatnya. Riana menjerit. Bagaikan kesetanan ia memeluk dengan kuat.Tubuhnya menggigil.

“Paak, oukh.., akh…, aakh…, ooough…, sakit Pak..”, Rianamerintih-rintih, pecahlah sudah selaput daranya. Sedangkan Robin tidakmenghiraukanya ia terus saja menyodokkan seluruh batang kemaluannyadengan perlahan dan menariknya dengan perlahan pula, ini dilakukannyaberulang kali. Sementara Riana mulai merasakan kenikmatan yang tiadaduanya yang pernah dirasakannya.

“Goyangkan pinggulmu ke kanan dan ke kiri sayang!”, bisik Robin sambil tetap menurun-naikkan pantatnya.

“Eeegh…, yaa…, aakkhh…, oough..”, jawab Riana dengan mendesah. KiniRiana menggoyangkan pinggulnya menuruti perintah ayahnya. Dirasakannyakenikmatan yang luar biasa pada dinding-dinding kemaluannya ketikabatang penis Robin mengaduk-aduk lubang vaginanya.
“Teee…, russ…, Paak…, eeggh…, nikmat…, ooough..!”, erang Riana. Robinsemakin gencar menyodok-nyodok vagina Riana, semakin cepat pulagoyangan pinggul Riana mengimbanginya hingga, “Ouuuughh…, sa.., saya…,mmaau…, keluar.., Paak..”.
“Tahan…, sebentar…, sayang…, ooouggh..”.

Robin mulai mengejang, diapun hampir mencapai klimaksmya. “aaGhh…”,jerit Riana sambil menekan pantat Robin dengan kedua kakinya ketika iamencapai puncak kenikmatannya. Bersamaan dengan tekanan kaki RianaRobin menyodokkan penisnya sedalam-dalamnya sambil menggeram kenikmatan,“Eeegghh…, Ooouugh..”. “Creeeet…, creeet…, creeeeeeeet..”. Mengalirlahair mani Robin membasahi lubang kemaluan Riana yang sudah dibanjirioleh air mani Riana. Merekapun mencapai puncak kenikmatannya. Keduanyaterkulai lemas tak berdaya dalam kenikmatan yang luar biasa denganposisi tubuh Robin masih menindih Riana dan batang penisnya masihmenancap dalam lubang kemaluan Riana.

Enam bulan kemudian, Riana dan Ria meninggalkan kota kecilnya. Merekaikut Om Jokoto ke Jakarta. Om Jokoto belum lama mereka kenal, tetapimereka tidak peduli, mereka menginginkan hidup lebih baik ketimbang dikota kecilnya sendiri. Mereka tahu nasib apa yang bakal mereka terimadi Jakarta nanti, diserahkan pada seorang germo yang namanya TanteYeyet. Mereka pergi ikut Om Jokoto tanpa sepengetahuan orang tua merekamasing-masing. Om Jokoto menunggu mereka di stasion kereta api. Darisanalah baru mereka bersama-sama menuju Jakarta. Ria berani ikut denganOm Jokoto ke Jakarta karena dia juga sudah tidak perawan lagi. 

Bukitkemaluannya sudah ditoblos oleh Pandy. Pandy adalah pria yang sangatberpengalaman dengan wanita. Pandy pandai merayu. Dan Rianapuntergelincir dalam rayuannya dan berhasil digagahi Pandy, ia merupakanorang kedua yang pernah merasakan nikmatnya vagina Riana selain ayahtiri Riana.

Sementara kereta berjalan dengan pesatnya. Dalam perjalanan merekadi malam hari yang selama delapan jam dalam kereta api, Om Jokoto tidakdapat menahan hawa nafsunya berjalan dengan dua orang gadis cantik yangmenggoda. Dengan sedikit memaksa Om Jokoto mencoba untuk menggaulimereka. Pada waktu itu keadaan kereta yang mereka tumpangi tidakterlalu banyak penumpangnya sehingga banyaklah kursi yang kosong.Kebetulan deretan bangku di depan mereka kosong. Waktu itu lampupenerang gerbong sudah dipadamkan tinggal lampu remang-remang saja yangmasih menyala menerangi keadaan gerbong yang mereka tumpangi.
“Kalian tentunya sudah berpengalaman dengan laki-laki?”, tanya Om Jokoto memulai pembicaraan.
“Belum Om”, jawab Ria dengan malu-malu.

“Sudah berapa kali kamu merasakannya, Ria?”, tanyanya sambil memegangpaha Ria yang hanya mengenakan rok mini dari bahan yang tipis.

“Merasakan apa, Om?”, tanya Ria berpura-pura tak mengerti.

“Merasakan hangatnya batang peler pria memasuki lubang kemaluanmu”, jawab Om Jokoto dengan terus terang.

“Saya, saya baru merasakannya sekali Om”, jawab Ria sambil menunduk.

“Tidak usah malu, apakah kamu menikmatinya?”, Om Jokoto mulai menebar jaringnya. Ria hanya mengangguk tanpa berkata apapun.

“Sedangkan kamu sudah berapakali kecoblos Mar?”, mengalihkan pertanyaanya pada Riana.
“Dua kali, Om”, jawabnya singkat.

“Syukurlah, jadi kalian sudah punya pengalaman”. Dia berhenti untuk menghisap rokoknya lalu mematikan rokok itu.

“Tapi aku perlu untuk mengetahui sampai di mana kemampuan kalian”, sambungnya sambil menghadap ke arah Ria.


“Bagaimana caranya Om?”.
“Dengan mencobanya langsung”, jawabnya tegas.
“Mencoba langsung, di mana Om?”.
“Di sini saja, toh semua penumpang sudah tidur”.
“Tetapi..”.
“Tenang saja biar Om yang mengaturnya”, potong Om Jokoto sambilmerangkul tubuh Ria yang ada di sebelah kanannya, lalu ia mulaimenciumi bibir Ria. Ria terpaksa melayaninya demi lancarnya perjalananmereka ke Jakarta. Setelah beberapa saat lidah mereka saling berpilin,tangan Om Jokoto mulai beraksi menyelinap, meremas payudara Ria melaluibagian bawah kaos ketat yang dikenakan Ria. Ria menggelinjang menikmatisentuhan tangan Om Jokoto yang sangat lincah meremas payudaranya,apalagi bibir Om Jokoto yang menggerayangi lehernya.

Semakin ganas Om Jokoto menikmati bukit indah milik Ria yang putihmulus itu setelah mengangkat kaos, dan melepas beha Ria. SedangkanRiana hanya menatap mereka dengan kosong. Tiba-tiba tangan Om Jokotoyang satu meraih tangan Riana. Tanpa perlawanan tangan itu ditaruh diatas batang penisnya yang masih dalam celana. Riana mengerti maksud OmJokoto, dengan segan-segan dibukanya ikat pinggang Om Jokoto laluditurunkan ritsluitingnya, dikeluarkannya kemaluan yang sudahdigenggamnya dari celana dalamnya. “mmhh…”, desah Om Jokoto menikmatiremasan tangan halus Riana pada batang penisnya. Sementara tangankanan yang bebas menjelajah ke dalam rok mini Ria, jari tangan kanannyadengan lincahnya mencoba melepaskan celana dalam yang dikenakan Ria.

Ria mengangkat pantatnya untuk memudahkan Om Jokoto melepaskanpenutup belahan vaginanya, Ria mengangkat satu kakinya untuk melepaskancelana dalamnya yang melorot sampai di mata kaki, bersamaan dengan ituitu jari-jari Om Jokoto menerobos bibir vaginanya, lalu mempermainkanclitoris yang ada di dalamnya. Ria gelagapan menahan nikmat yangdirasakannya pada clitorisnya yang dipilin jari-jari Om Jokoto, sertagigitan-gigitan lembut pada puting susu kanannya serta belaian-belaianyang diselingi remasan nikmat pada buah dadanya yang kiri. SementaraRiana tidak lagi meremas batang penis Om Jokoto, tetapi dia menggocokbatang penis itu dengan lembut. Pergumulan segitiga itu berjalan cukuplama hingga Om Jokoto tak dapat lagi menahan nafsunya. “Pindahlah kamuke bangku itu!” perintahnya pada Ria sambil menunjuk tempat duduk diseberang tempat duduk mereka.

Ria mengikuti perintah Om Jokoto, dia duduk menyadar di tempat yangditunjuk Om Jokoto. Lalu Om Jokoto berdiri menghadap Ria dengan batangpenisnya yang panjang besar dan hitam menunjuk ke arah Ria, ditariknyakaki Ria hingga posisi gadis itu setengah rebah menyandar, laludikangkangkannya paha Ria hingga tampak olehnya belahan indah yangdihiasi bulu-bulu lebat dengan bagian dalam yang merah merona, laludiarahkannya kepala penisnya yang merah mengkilap memasuki lubangvagina Ria. “Ssssshh…, aahh..”, desah gadis itu ketika dengan agaksusah kepala penis itu memasuki lubang kemaluannya. Om Jokoto sendirimerasakan nikmat luar biasa ketika kepala kemaluannya terjepit olehbibir-bibir vagina Ria yang sempit, hingga ia tak melanjutkan gerakanmendorongnya untuk menikmati pijitan bibir vagina itu di kepalapenisnya. Sedangkan Riana hanya menyaksikan adegan itu dengan dadabergetar menghayalkan hal itu terjadi pada dirinya.

Setelah terhenti beberapa kejap, dengan pasti Om Jokoto melanjutkandorongan pantatnya hingga, “Blueess…”. Seluruh batang kemaluannyaamblas memasuki vagina Ria. Sedangkan Ria mengerang tertahan merasakanbetapa batang kemaluan Om Jokoto yang besar menyumpal di dalam lorongkemaluannya, membuat nafasnya terburu nafsu. Kenikmatan itu bertambahketika Om Jokoto menarik keluar batang kemaluannya hingga menimbulkangesekan yang mengguncang seluruh tubuh Ria

Om Jokoto memepercepatgerakan pantatnya mengeluar-masukkan penisnya hingga tubuh Riaterhentak-hentak kenikmatan, merasakan betapa dahsyatnya penis Om Jokotoyang besar itu mengobrak-abrik lubang kemaluannya hingga membuatnyamelenguh-lenguh nikmat.

“Ouuugh…, eeeghh…, te..ruuus.., ooom…, jaa..ngan…, berhenti.”, desahRia tertahan menikmati tarian penis Om Jokoto dalam lubang vaginanyayang semakin basah dan licin hingga mengelurkan suara decak pelan.Semakin lama gerakan Om Jokoto semakin gencar, dan remasannya padapayudara Ria semakin gemas, ditambah dengan gerakan pinggul Ria yangmembuat batang penis Om Jokoto seret keluar masuk, membuat keduanya takdapat bertahan lebih lama lagi, hingga.., “Aah…, ahh…, essst…,esssst..”, desah Om Jokoto sambil menggerakkan pantatnya dengan cepat.

“Ouuugh…, eessstt…, eeengh…, aakh…, aakuu.., ti.., tidak.., taahaan..,laagi…, om..”, erang Ria hampir mencapai puncak orgasmenya.

“Tung..guu.., sayang…, aakku…, juuggaa…, mmau.., ngecret..!”, ucap OmJokoto terputus-putus sambil menancapkan batang penisnyasedalam-dalamnya ke dalam vagina Ria.
“aakuuu…, kee..keeluar.., Ooom..”.
“Akuuu…, juuggaa…, aaghh..”, dan, “Creeet.., creeet.., crettt.”,tersemburlah cairan nikmat dari batang penis Om Jokoto ke dalam vaginaRia.

Keduanya saling berangkulan mencapai puncak kenikmatan bersama-sama,cairan kental membanjiri vagina Ria dan membasahi penis Om Jokoto.Sementara ketika Om Jokoto dan Ria bertarung, Riana begitu terangsangmelihat permainan mereka hingga tanpa sadar tangannya meremas buahdadanya dan mengelus-elus bibir kemaluannya dan mendesah-desah seorangdiri, karena dibakar hawa nafsunya sendiri. Om Jokoto dan Ria sama-samaterkulai setelah keduanya mencapai puncak kenikmatan, sedangkan Rianamerasakan denyutan-denyutan dalam liang vaginanya merindukan sentuhankemaluan lelaki di dinding-dindingnya, semakin ia menahan gejolak nafsuitu semakin menggejolak nafsu itu dalam dadanya, akhirnya ia tak kuasamenahan diri, Riana bangkit dari duduknya lalu berlutut di hadapanselangkangan Om Jokoto yang bersandar memejamkan mata di bangkusebelahnya, ditatapnya kemaluan Om Jokoto yang menggantung lunglai,dibelainya kemaluan yang besar itu, walaupun belum tegak berdiri.Semakin lama belaiannya semakin menggebu lalu diremasnya penis yangmulai bangun perlahan-lahan karena remasan-remasan jemari lentik Riana.

Om Jokoto membuka matanya karena merasakan kegelian yang nikmat padabatang penisnya, dibiarkannya beberapa saat Riana yang belum tahubahwa Om Jokoto sudah terjaga, membelai dan meremas batang kemaluannya,Om Jokoto berkata perlahan.

“Kau menginginkannya?”.

“I.., iya Om aa.., aku menginginkan burungmu”, jawab Riana dikuasaioleh nafsunya. Lalu Om Jokoto memegang bahu Riana lalu mengangkatnyaberdiri, ia menatap gadis di hadapannya, ia tahu bahwa Riana telahdikuasai oleh nafsunya, mulailah Om Jokoto membelai tubuh Riana yangmengenakan gaun terusan tanpa lengan yang begitu minim. Tangannyameraba mulai dari bagian paha yang tak tertutup oleh terusan yangpendek itu, terus merambat menuju pada sepasang paha yang mulus itusambil terus berdiri hingga pakaian Riana tertarik mengikuti gerakanberdiri Om Jokoto, hingga Om Jokoto berhasil melepaskan pakaian itu daritubuh yang kini hanya mengenakan beha dan celana dalam. Kembali OmJokoto membelai tubuh itu dari atas ke bawah sambil bergerak duduk.

Setelah posisinya duduk berhadapan dengan selangkangan Riana yanghanya mengenakan celana dalam, tangannya bergerak melepas celana dalamitu hingga terpampanglah gumpalan bulu-bulu halus terhampar menghiasisekitar bibir kemaluan yang begitu ranum dan menebarkan aroma yangmenggairahkan hingga membuat darah Om Jokoto menggelegar dan nafsunyamulai menanjak. Dengan kedua tangannya Om Jokoto merengkuh bungkahanpantat Riana yang padat ke arah wajahnya, lalu dengan rakusnya OmJokoto melumat bibir kemaluan Riana dengan penuh nafsu. Riana mendesahkenikmatan sambil membelai rambut Om Jokoto yang tengah melumatvaginanya.

“Ooouugh…, Ooomm…, lakukanlah.., Oom.., aa.., aku…, dah ti..daak.., taahhan…, lagi..!”.
Om Jokoto hanya tersenyum dan menjawab dengan perlahan, “Baiklah.Sekarang naiklah ke pangkuanku”, suruh Om Jokoto pada Riana. Rianamengikuti perintah Om Jokoto, dengan cepat ia duduk di pangkuan OmJokoto. Penis Om Jokoto yang tegak menghadap ke atas meleset miringdiduduki oleh Riana. Om Jokoto berkata, “Bukan begitu caranya, sekarangberdirilah dengan lutut di atas bangku mengangkangi burungku!”, ajar OmJokoto pada Riana. Kini Riana mengangkangi Om Jokoto yang dudukbersandar dengan penis tegak ke atas mengarah tepat pada bibir kemaluanRiana. Kembali Om Jokoto memberikan instruksi kepada Riana, “Kinigenggamlah burungku!”. Riana menggenggam penis Om Jokoto. “Arahkan kelubang memekmu!”, Kembali Riana menuruti perintah Om Jokoto tanpaberkata apapun. “Turunkan pantatmu lalu masukkan burungku dalam lubangmemekmu perlahan-lahan!”.

Riana mengerjakan semua perintah Om Jokoto hingga…, “Sleeep….”,Kepala kemaluan Om Jokoto yang besar itu menyelinap di antara dua bibirvagina Riana yang langsung menjepit kepala penis itu dengan ketat.Riana mendesah kenikmatan, “Oough…”. Dipegangnya bahu Om Jokoto yangsedang merem-melek menikmati jepitan sepasang bibir vagina Riana yangkenyal dan sempit. Dengan suara terputus-putus kenikmatan Om Jokotoberkata,


“Yaakh…, begitu, sekarang turunkan pantatmu agar burungkudapat masuk lebih dalam!”, Riana menghempaskan tubuhnya ke bawah,dirasakannya betapa penis Om Jokoto yang besar dan panjang itu meneroboske dalam liang vaginanya yang terdalam, yang belum pernah tersentuholeh benda apapun karena penis Om Jokoto adalah penis paling besar danpanjang yang pernah menerobos lubang vaginanya, dan itu memberikankenikmatan yang belum pernah dirasakan Riana sebelumnya. Om Jokotosendiri mengejang menikmati gesekan seret dari dinding vagina Rianayang seakan mengurut penisnya dengan kenikmatan yang luar biasa.

Dirangkulnya tubuh Riana untuk melampiaskan getaran kenikmatan yangdirasakannya. Sejenak keduanya terdiam tidak melakukan gerakan apapunkarena tenggelam dalam kenikmatan yang tiada taranya. Hanyagetaran-getaran kereta api yang bergelombang membuat mereka melayangdalam arus kenikmatan bercinta.

Akhirnya kesunyian itu dipecahkan oleh suara Om Jokoto yang lebih mirip desahan.
“Sekarang bergeraklah hurun naik agar lebih nikmat sayang!”.

“Eest.., baikh.., Om..”, jawab Riana sambil mulai mengangkat tubuhnya,terasa olehnya betap hangatnya gesekan kulit penis Om Jokoto di dalamliang vaginanya, lalu dihempaskan lagi tubuhnya ke bawah membenamkanpenis Om Jokoto kembali dalam pelukan dinding kemaluannya yang berdenyutkenikmatan. Hal itu dilakukan Riana berulang kali seiring dengangetaran kereta yang menambah nikmatnya persetubuhan mereka, kian lamagerakan Riana semakin gencar menurun-naikan pantatnya. Sedang Om Jokototidak hanya diam saja, ia mengiringi gerakan pantat Riana denganmenaikkan pantatnya bila Riana menghentakkan pantatnya membenamkanpenis Om Jokoto. Riana mendesah-desah menikmati permainanan yang hebatitu.


“Eeeghh…, niikhmat…, sekhali…, Om..”
“Yaakh…, memang.., nikhmat memekmu ini Mar…, oouggh..”.
“Ooomm…, hisaplah susuku ini agar lebikh nikhmat Om..” pinta Riana,sambil menarik kepala Om Jokoto ke arah dadanya yang dibusungkanmenantang itu. Segera saja Om Jokoto melepaskan satu-satunya pakaianyang masih melekat di tubuh Riana, menggelembunglah payudara yangkenyal menegang setelah Om Jokoto menarik lepas penutup benda indah itu.Mulailah Om Jokoto menjilati puting susu Riana yang merah menantangitu, tidak hanya sampai di situ saja, Om Jokoto menghisap rakus buahdada yang benar-benar ranum itu kiri dan kanan sedangkan keduatangannya meremas buah pantat Riana yang padat berisi dan membantunyaturun naik menenggelamkan penisnya. Semakin lama gerakan keduanyasamakin menggila desahan-desahan tak henti-hentinya keluar darisepasang insan itu.

“Oooooogh…, oough…, akhh…, ahh…”, desahan Riana menikmati tarianpenis Om Jokoto yang perkasa di dalam lubang vaginanya yang semakinlicin dan basah. Cukup lama mereka berpacu dalam mengejar kenikmatansehingga, “Eeeeest…, Ooough…, lebihh…, ceepat lagi…, Sayaang.., akumaau keeeluaar..!”.
“Yaakhh…, aku…, juga..,. sudahh…, tidak.., taahaan.., laagi…, Ooooomm”.
Hentakan pantat mereka semakin cepat terbawa nafsu yang seakanmeledakkan dada mereka hingga, “Ooough…, Akuu…, keluaar…, sayang..”
“Akhuu.., aakhh…”.
“Creeet.., creet.., creettt..”,


Keduanya saling berangkulan dengan eratmenikmati puncak permainan mereka yang sungguh hebat. Riana berdirimengeluarkan penis yang besar itu dari lubang vaginanya lalu berpakaiandan kembali lunglai di bangkunya menyusul Ria yang sudah terlelap.Sedang Om Jokoto menatap kedua gadis bergantian lalu dia berpakaian dankembali memejamkan matanya. Semuanya sunyi dan tenang. Tak ada lagierangan-erangan atau desahan, mereka tertidur dengan penuh kepuasan,tanpa memikirkan apa yang menanti mereka di Jakarta nanti.
Permainan Games Online

Share:

4 komentar:

  1. Mau menang banyak dengan modal sedikit..
    Ayo gabung di Agen Judi Online ESIABET,me
    Dan dapatkan Hadiah utama sebesar Rp.2.000.000

    Promo Bonus Menarik Dari ESIABET
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%

    NB: Menang berapapun anda pasti kami bayar !!!

    Untuk Info Pendaftaran :
    �� WEB : WWW . ESIABET . ME
    ☎ WA : 85569988390
    �� LINE : ESIABET77
    �� INSTAGRAM : BANDARESIABET303

    BalasHapus
  2. Join Segera dan coba keberuntungan anda bersama
    ESIABET .ME
    B.O AMAN TERBAIK DAN TERPERCAYA
    MINIMAL DEPO & WD HANYA RP.25.000
    ??????????????????
    MIN BET Rp.10.000
    MIN BET PARLAY Rp.5.000
    Menyediakan 4 Pasaran : SBOBET,IBCBET,CM368,OPUSGAMING
    ??????????????????
    Dengan 1 User ID Kamu Sudah Bisa Bermain Semua Permainan :
    ?? SPORTBOOK
    ?? LIVE CASINO
    ?? POKER ONLINE
    ?? TOGEL SGP
    ?? SABUNG AYAM
    ?? SLOT GAMES
    ??????????????????
    BONUS MENARIK DARI ESIABET :
    - UANG TUNAI SEBESAR 2.000.000
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%
    ??????????????????
    *KONTAK KAMI
    ?Whatapps: +85569988390
    ??FB : MAFIA BOLA
    ??IG = BANDARESIABET303

    BalasHapus
  3. LIGA108 & WIN323 - Merupakan Situs Online Betting NO.1 Di Indonesia.
    Dengan WIN RATE tertinggi 97% + Bonus Bonus Super Heboh yang bisa
    anda dapatkan setiap hari nya!!

    Bonus Bonus Super Heboh Dari LIGA108
    ~ Bonus New Member : 20%
    ~ Bonus Next Deposit : 5%
    ~ Bonus Cash Back : 5%

    Minimal Deposit : Rp.25.000
    Minimal Withdraw : Rp.25.000

    Tunggu apalagi mari langsung bergabung bersama LIGA108 dan jadilah
    pemenang di setiap taruhan yang Bossku lakukan :)

    Contact Person LIGA108 :
    BB : 55A567BC
    LINE : LIGA108
    WA : +855 78 633 425 ( LIGA108 )
    WA : +855 78 633 430 ( WIN323 )

    BalasHapus
  4. Cari Situs Poker Online Teraman & Terpercaya Di Indonesia??
    Ayo gabung di Agen Judi Online ESIABET,me
    Kami berani jamin 100% Player vs Player anti robot??

    Dapatkan juga bonus special :
    - BONUS MEMBER BARU 20%
    - BONUS CASHBACK MINGGUAN 5% - 10%
    - BONUS NEXT DEPOSIT 5%
    - BONUS ROLLINGAN POKER 0.5%
    - BONUS REFERRAL 5%

    NB: 100% kami akan membayar kemenangan anda secara penuh dan lunas.
    ??????????????????
    *KONTAK KAMI
    ?Whatapps: +85569988390
    ??FB : MAFIA BOLA
    ??IG = BANDARESIABET303

    LINK PENDAFTARAN
    www,esiabet,me

    BalasHapus

Label

Arsip Blog

333
333
333